Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warren Buffett Cuan Gede Jual Semua Saham BYD usai 17 Tahun Investasi

Warren Buffett (commons.wikimedia.org/USA International Trade Administration)
Warren Buffett (commons.wikimedia.org/USA International Trade Administration)
Intinya sih...
  • Berkshire mulai melepas saham BYD sejak 2022, dengan penjualan hingga Juli 2024 turun di bawah ambang 5 persen yang mewajibkan pengungkapan resmi ke publik.
  • Harga saham BYD anjlok di tengah persaingan ketat, dengan penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir dan rival seperti Geely dan Leapmotor meluncurkan model-model baru dengan harga lebih murah.
  • Charlie Munger jadi sosok kunci investasi di BYD, karena kekagumannya pada pendiri sekaligus CEO BYD, Wang Chuanfu, dan menilai BYD unggul jauh dibanding Tesla di pasar China.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Perusahaan investasi Warren Buffett, Berkshire Hathaway, resmi menjual seluruh sahamnya di produsen kendaraan listrik (EV) asal China, BYD, setelah 17 tahun berinvestasi. Laporan keuangan menunjukkan nilai saham BYD yang mereka pegang menjadi nol pada akhir Maret 2025, turun dari 415 juta dolar AS (setara Rp6,9 triliun) di akhir 2024.

Berkshire sebelumnya membeli 225 juta saham BYD pada September 2008 senilai 230 juta dolar AS (setara Rp3,8 triliun), setara 10 persen kepemilikan saat itu. Investasi tersebut meroket lebih dari 20 kali lipat, dengan lonjakan nilai saham melampaui 4.500 persen hingga 31 Maret 2025.

Dari kenaikan itu, Berkshire berhasil mengantongi keuntungan sekitar 7 miliar dolar AS (setara Rp116,6 triliun). Jumlah tersebut setara 30 kali lipat dari modal awal yang ditanamkan.

General Manager Branding dan Public Relations BYD, Li Yunfei memberikan pernyataan di media sosial Weibo pada Senin (22/9/2025).

“Dalam investasi saham, membeli dan menjual adalah praktik yang normal,” ujarnya, dikutip dari Livemint, Rabu (24/9).

Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Charlie Munger dan Buffett atas dukungan selama 17 tahun, sementara BYD menolak memberi komentar lebih lanjut ketika dihubungi media.

1. Berkshire memulai penjualan saham BYD sejak 2022

ilustrasi logo BYD (unsplash.com/P.L.)
ilustrasi logo BYD (unsplash.com/P.L.)

Berkshire mulai melepas saham BYD pada Agustus 2022, ketika nilai kepemilikan mereka sempat menyentuh 9 miliar dolar AS (setara Rp149,9 triliun) pada Juni 2022. Hingga Juli 2024, perusahaan sudah mengurangi kepemilikan sebesar 76 persen, turun di bawah ambang 5 persen yang mewajibkan pengungkapan resmi ke publik.

Kondisi ini memberi ruang bagi Berkshire untuk menyelesaikan penjualan tanpa harus mengajukan laporan tambahan ke Bursa Efek Hong Kong.

2. Harga saham BYD anjlok di tengah persaingan ketat

ilustrasi pergerakan harga saham turun (pexels.com/Luca Summarco)
ilustrasi pergerakan harga saham turun (pexels.com/Luca Summarco)

Harga saham BYD di Hong Kong tertekan 3,6 persen pada Senin (22/9), penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir, setelah kabar pelepasan saham oleh Berkshire membuat investor khawatir. Saham BYD sudah jatuh sekitar 30 persen dari level tertingginya empat bulan lalu, seiring kekhawatiran terhadap persaingan ketat di pasar kendaraan listrik China. Tekanan juga datang dari rival seperti Geely dan Leapmotor yang meluncurkan model-model baru dengan harga lebih murah.

Menurut laporan CNN yang mengutip Reuters, penjualan domestik BYD, yang menyumbang 80 persen dari total pengiriman global, melemah selama empat bulan beruntun hingga Agustus 2025. Perusahaan juga membukukan penurunan laba kuartalan pertama dalam tiga setengah tahun terakhir, dipicu kebijakan pemerintah China yang menindak perang harga di sektor EV. Target penjualan tahunan pun dipangkas 16 persen menjadi 4,6 juta unit pada 2025.

Analis independen pasar otomotif China, Lei Xing ikut menyoroti kondisi ini.

“BYD sudah tidak lagi berada dalam fase pertumbuhan tinggi seperti 2022 hingga 2024,” katanya.

Ia menilai target awal penjualan 5,5 juta kendaraan pada 2025 sulit tercapai karena persaingan yang semakin agresif dari kompetitor.

3. Charlie Munger jadi sosok kunci investasi di BYD

Sosok Charlie Munger, mitra Buffett yang wafat pada November 2023 di usia 99 tahun. (Nick Webb, Creative Commons Attribution 2.0 Generic license, via Wikimedia Commons)
Sosok Charlie Munger, mitra Buffett yang wafat pada November 2023 di usia 99 tahun. (Nick Webb, Creative Commons Attribution 2.0 Generic license, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari Business Insider, langkah Berkshire masuk ke BYD pada 2008 dianggap tidak biasa karena Buffett biasanya memilih perusahaan mapan di industri stabil seperti asuransi. Dorongan investasi ini datang dari Charlie Munger, mitra Buffett yang wafat pada November 2023 di usia 99 tahun, karena kekagumannya pada pendiri sekaligus CEO BYD, Wang Chuanfu.

Munger bahkan menyamakan Wang dengan Thomas Edison dan Jack Welch sebagai alasan utama keputusan tersebut. Munger sempat menegaskan arti penting investasi ini bagi Berkshire.

“Saya tidak pernah membantu melakukan apa pun di Berkshire yang sebaik BYD,” katanya pada 2023.

Ia menilai BYD unggul jauh dibanding Tesla di pasar China, dengan nilai perusahaan yang berkembang dari kurang 3 miliar dolar AS (setara Rp49,9 triliun) menjadi lebih dari 130 miliar dolar AS (setara Rp2.165,8 triliun) pada 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Berhasil Masuk ke Indeks 52, PGN Tegaskan Kredibilitas Emiten

24 Sep 2025, 10:27 WIBBusiness