Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membuat Produk tetap Laku Meski Harganya Tergolong Mahal

ilustrasi jualan online (pixabay.com/Tumisu)

Banyak konsumen cenderung memilih produk dengan harga lebih terjangkau, sehingga menjual produk dengan harga tinggi dianggap lebih sulit dilakukan. Meski demikian, hal itu tidak berarti bahwa produk mahal tidak mampu menarik perhatian pembeli. 

Harga tinggi tidak menjadi penghalang untuk membuat produk tersebut tetap diminati di pasaran asalkan kita mengetahui strateginya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar produk dengan harga tinggi tetap laku di pasaran. 

1. Tunjukan keunggulan dan nilai produk

ilustrasi bisnis (pixabay.com/helpsg)

Menunjukkan keunggulan dan nilai produk dapat membuat konsumen bersedia membayar harga tinggi karena mereka merasa mendapatkan manfaat yang sepadan. Ketika keunggulan produk, seperti kualitas bahan, daya tahan, inovasi, atau manfaat eksklusif lainnya, disampaikan dengan jelas, konsumen dapat melihat nilai tambah yang tidak mereka temukan di produk lain. 

Harga tinggi disertai dengan keunggulan yang menonjol membuat pembeli lebih fokus pada manfaat yang ditawarkan oleh produk tersebut. Konsumen akan menganggap bahwa harga yang tinggi adalah refleksi dari kualitas dan manfaat yang diberikan, bukan seka dar angka yang tertera pada label.

2. Membangun brand yang kuat

ilustrasi berbicara di hadapan kamera (pixabay.com/NoSufferSociety)

Brand yang kuat dapat membuat produk tetap laku meskipun harganya tergolong mahal. Brand yang kuat menciptakan kepercayaan, loyalitas, dan persepsi nilai yang lebih tinggi di mata konsumen.

Konsumen yang merasa terhubung secara emosional dengan suatu brand, mereka cenderung tidak terlalu mempermasalahkan harga karena mereka percaya bahwa produk tersebut memberikan kualitas, prestise, atau manfaat yang sesuai dengan ekspektasi mereka.

Langkah pertama dalam membangun brand yang kuat adalah memiliki visi dan misi yang jelas serta konsisten. Setelah itu, tentukan identitas visual, seperti logo, warna, dan desain kemasan, yang mencerminkan pesan dan nilai inti dari brand produkmu.

Selanjutnya, ciptakan pengalaman positif bagi konsumen melalui pelayanan yang unggul, komunikasi yang autentik, dan produk yang berkualitas. Dengan konsistensi dan komitmen terhadap nilai yang ditawarkan, brand tersebut akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen, sehingga produk tetap diminati meskipun harganya mahal.

3. Melakukan edukasi pada konsumen

ilustrasi call center (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Edukasi membantu konsumen memahami nilai, keunggulan, dan manfaat yang ditawarkan oleh produkmu, sehingga mereka merasa bahwa harga yang tinggi sepadan dengan kualitas dan pengalaman yang diberikan. Tanpa edukasi, konsumen hanya melihat harga sebagai angka tanpa mengetahui alasan di baliknya. Hal ini bisa membuat mereka enggan membeli.

Namun, ketika kita memberikan informasi yang jelas tentang suatu produk, konsumen cenderung melihat produk tersebut sebagai investasi yang bernilai, bukan sekadar barang mahal.

Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti konten pemasaran yang informatif, demo produk, atau berbagi cerita tentang proses pembuatan dan bahan yang digunakan. Misalnya, jika produkmu menggunakan bahan berkualitas premium atau teknologi canggih, jelaskan bagaimana hal tersebut memberikan manfaat nyata bagi pengguna.

Memberikan wawasan yang mendalam tentang sebuah produk tidak hanya meningkatkan pemahaman konsumen, tetapi juga membangun kepercayaan terhadap brand produkmu. Konsumen yang teredukasi merasa lebih yakin dan bersedia membayar harga tinggi karena mereka tahu apa yang mereka dapatkan.

4. Menciptakan kesan kelangkaan pada produk

ilustrasi contoh produk (pixabay.com/FirminoGennarino)

Kelangkaan menciptakan rasa urgensi dan keinginan lebih tinggi karena konsumen merasa bahwa produk tersebut memiliki nilai yang istimewa dan tidak mudah ditemukan. Membangun persepsi kelangkaan dan eksklusivitas produk dapat membuat konsumen tetap tertarik membeli meskipun harganya mahal. 

Selain itu, eksklusivitas memberikan kesan bahwa hanya segelintir orang yang dapat memiliki produk tersebut, sehingga konsumen merasa lebih istimewa atau memiliki status sosial yang lebih tinggi saat memilikinya. Faktor psikologis ini mendorong konsumen untuk melihat harga yang mahal sebagai bagian dari nilai dan pengalaman unik yang ditawarkan.

Kamu bisa menggunakan strategi seperti, menawarkan edisi terbatas, menyediakan produk hanya di lokasi tertentu, atau memberikan akses awal kepada pelanggan loyal agar tercipta kesan eksklusif.

Selain itu, pastikan kamu bisa menonjolkan cerita di balik produk yang mendukung kesan eksklusivitas, seperti proses pembuatan yang rumit atau bahan yang sulit didapat. Dengan cara ini, konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga sensasi memiliki sesuatu yang spesial dan berbeda dari yang lain. Hal ini membuat konsumen bersedia membayar harga yang lebih tinggi.

5. Target pasar yang tepat

Ilustrasi berbelanja (pixabay.com/gonghuimin468)

Pahami bahwa, tidak semua konsumen sensitif terhadap harga, beberapa kelompok konsumen lebih fokus pada kualitas, nilai tambah, atau pengalaman yang ditawarkan oleh produk. Konsumen ini biasanya mencari produk yang mencerminkan gaya hidup, prestise, atau kebutuhan spesifik yang tidak dapat dipenuhi oleh produk biasa. Oleh karena itu, target pasar yang tepat akan memberi peluang untuk menjual dengan harga tinggi menjadi lebih besar.

Penting untuk memahami profil konsumen idealmu sebelum menjual produk. Misalnya, kondisi demografi, preferensi, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut konsumen. Sebagai contoh, produk dengan harga premium lebih cocok untuk kalangan profesional, pecinta barang mewah, atau individu yang menghargai keberlanjutan.

Kunci utama menjual produk dengan harga tinggi adalah memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, lalu menunjukan bahwa harga yang ditawarkan sepadan dengan manfaat dan kualitas yang mereka dapatkan. Lima cara di atas bisa menjadi cara yang tepat untuk menjual produk dengan harga mahal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us