Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cinema XXI Pede IPO karena Industri Bioskop Tumbuh Subur

Direktur Utama Cinema XXI, Hans Gunadi (kiri) saat memaparkan rencana IPO perseroan. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (NSR) atau Cinema XXI siap melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama Cinema XXI, Hans Gunadi mengatakan, ini adalah momen tepat bagi Cinema XXI untuk IPO.

Cinema XXI memilih momen saat ini karena melihat industri bioskop yang sedang tumbuh dengan kuat pascapandemik COVID-19.

"Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur-angsur pulih di sepanjang tahun 2022 hingga kini. Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis," tutur Hans dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

1. Cinema XXI berhasil melawan banyak krisis

Ilustrasi bioskop. IDN Times/Tunggul Damarjati

Hans kemudian bercerita mengenai betapa resistennya Cinema XXI dalam menghadapi zaman sejak berdiri pertama kali berdiri 30 tahun silam. Cinema XXI berhasil melewati segala macam krisis, mulai dari ekonomi, politik, hingga yang teranyar adalah pandemik COVID-19.

"Kami sebagai perusahaan berhasil melalui berbagai macam krisis seperti ekonomi dan politik hingga yang terbaru pandemik COVID-19 yang sangat memukul kami. Merek Cinema XXI juga paling dikenal masyarakat Indonesia karena telah hadir di 55 kota, 225 bioskop dengan 1.216 layar," ucap Hans.

2. Masyarakat Indonesia suka pergi ke bioskop

Ilustrasi bioskop (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Optimisme Cinema XXI bahwa industri bioskop Indonesia bakal terus tumbuh tidak terlepas dari minat masyarakat pergi ke bioskop yang cukup tinggi. Survei Euromonitor International pada awal 2023 menyatakan, 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan.

Selain itu, 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat.

"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar," papar Hans.

Dia juga yakin pemilihan lokasi bioskop yang strategis juga mendukung pertumbuhan bisnis Cinema XXI. "Di mana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi," ujarnya.

Terkait pertumbuhan layar bioskop, riset Euromonitor menunjukkan negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022). Sementara itu, Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.

Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir 2022 diperkirakan sebanyak 2.107 layar.

3. Keuangan Cinema XXI cukup solid

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Cinema XXI mencatatkan pertumbuhan solid dari sisi keuangan sepanjang 2022. Cinema XXI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,4 triliun pada tahun lalu. Capaian itu meningkat tinggi dari 2021 yang cuma Rp1,28 triliun. Adapun peningkatan pendapatan itu ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan 3 persen, dan digital platform sebesar 3 persen.

"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum COVID-19. Pendapatan Rp4,40 triliun tersebut setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," kata Hans.

Dengan kinerja solid tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021. Adapun EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh, yakni sebesar Rp1,44 triliun pada 2022. Angka itu naik dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.

4. Linimasa IPO Cinema XXI

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya diberitakan, Cinema XXI mengincar pendanaan dari IPO sebesar Rp2,4 triliun lewat harga saham yang dijual antara Rp270-Rp288 per saham. Cinema XXI menggelar Masa Penawaran Awal atau book building pada 10 hingga 14 Juli 2023. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Juli 2023.

Adapun masa penawaran umum perdana saham Cinema XXI dijadwalkan pada 27 hingga 31 Juli 2023. Oleh karena itu, pencatatan saham perdana di papan utama BEI akan dilakukan pada 2 Agustus 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us