Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Coldplay vs Taylor Swift, Lebih Besar Mana Dongkrak Ekonomi Singapura?

Coldplay dan Taylor Swift (instagram.com/coldplay | instagram.com/taylorswift)

Jakarta, IDN Times – Baru-baru ini, dua artis besar sukses gelar konser enam hari mereka di Singapura. Mereka adalah Taylor Swift dengan The Eras Tour, dan Coldplay dengan Music of the Spheres World Tour. 

Dua rangkaian tur dari dua artis besar itu punya efek yang sama-sama fenomenal. Namun konser mana yang lebih besar dampaknya terhadap perekonomian Singapura? 

Menurut laporan yang bertajuk “Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Pertunjukan Musik: Konser Taylor Swift dan Coldplay di Indonesia dan Singapura” yang dirilis Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 6 Maret 2024, masukan pada produk domestik bruto (PDB) Singapura berkat kedua konser tersebut sangat signifikan.

LPEM FEB UI mencatat 10 sektor yang paling terdampak pada PDB dari penyelenggaraan kedua konser tersebut, yakni sektor seni dan hiburan, transportasi udara, akomodasi, real estat, wholesale trade, teknik arsitektur, makanan dan minuman, teknologi programming komputer dan informasi, ritel, dan banking atau keuangan. 

Berikut IDN Times sajikan perbandingan dampak kedua konser besar ini terhadap ekonomi Singapura berdasarkan sejumlah indikator.

1. Dampak terhadap PDB Coldplay vs Taylor Swift

Hasil simulasi dampak ekonomi konser Taylor Swift di Singapura. (dok. LPEM FEB UI)

Berdasarkan hasil simulasi dampak ekonomi yang disusun LPEM FEB UI, Coldplay diperkirakan menciptakan nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp2,8 triliun, sedangkan Taylor Swift sebesar Rp3,9 triliun. 

Untuk kedua artis tersebut, sektor yang paling terdampak pada PDB adalah seni dan hiburan. Coldplay menyumbang sekitar Rp514 miliar sedangkan Taylor Swift menyumbang sekitar Rp701 miliar. 

2. Pengeluaran (stimulus) ekonomi konser Coldplay vs Taylor Swift

Data pengeluaran ekonomi konser Coldplay di Sinagpura (dok. LPEM FEB UI)

LPEM FEB UI juga memaparkan sembilan jenis pengeluaran (stimulus) ekonomi yang berbeda, yakni penjualan tiket, penjualan merchandise, akomodasi, transportasi menuju venue, transportasi selama di Singapura, transportasi antar negara, makanan di venue, minuman di venue, dan makan siang selama di Singapura. 

Berikut beberapa data signifikan yang dicatat oleh LPEM FEB UI. 

Pengeluaran penjualan tiket 
Coldplay: Rp1 triliun 
Taylor Swift: Rp1,4 triliun 

Transportasi antar negara 
Coldplay: Rp1,07 triliun
Taylor Swift: Rp1,61 triliun 

Total nilai stimulus 
Coldplay: 253,4 juta SGD 
Taylor Swift: 358,2 juta SGD 

3. Patokan harga tiket Coldplay Singapura tidak jauh berbeda dengan Indonesia

Coldplay dan Taylor Swift (instagram.com/coldplay | instagram.com/taylorswift)

Sayangnya, Indonesia tidak mendapatkan satupun tanggal konser The Eras Tour. Hal ini disebabkan oleh Singapura yang mengadakan kontrak eksklusif dengan pihak Taylor Swift. Kontrak itu menjadikan Singapura satu-satunya penyelenggara The Eras Tour di Asia Tenggara, dengan uang tunjangan per-konser sebesar 2 hingga 3 juta dolar Amerika Serikat (atau senilai Rp31,3 miliar hingga Rp46,9 miliar).

Untuk Coldplay, Indonesia hanya mendapatkan 1 hari saja. Pada laporan LPEM FEB UI, dijelaskan bahwa harga tiket konser Coldplay di Indonesia dan Singapura sebenarnya tidak beda jauh. Harga rata-rata tiket di Singapura adalah 300 dolar Singapura (Rp3,5 juta), sedangkan harga rata-rata tiket di Indonesia adalah Rp4,36 juta (sudah termasuk semua pajak). 

Namun demikian, laporan tersebut juga menyatakan bahwa meskipun patokan harganya dekat dengan Indonesia, konser Coldplay menawarkan hal tambahan yaitu “Singapore Experience”. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Amara Zahra
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us