Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danantara Bantah Aksi 46 Konglomerat Beli Patriot Bonds

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara membantah informasi yang viral di media sosial terkait daftar 46 konglomerat Indonesia telah menjadi investor Patriot Bonds dan berhasil menghimpun dana Rp51,57 Triliun. MD Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief, menegaskan kabar tersebut bukan merupakan informasi resmi dari lembaganya.

"Berkaitan dengan adanya informasi yang beredar terkait Patriot Bonds, perlu kami tegaskan itu bukan informasi resmi. Hingga saat ini, tidak ada pengumuman yang dikeluarkan," ujar Al-Arief dalam keterangannya kepada IDN Times, Rabu (1/10/2025).

1. Skema patriot bond tidak ditawarkan ke publik

WhatsApp Image 2025-06-30 at 11.30.02 (2).jpeg
Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Al-Arief menyatakan skema Patriot Bonds saat ini sedang disiapkan dalam bentuk private placement dan tidak untuk ditawarkan kepada publik. Artinya, penawaran surat utang (obligasi) hanya kepada sekelompok investor tertentu, bukan penjualan massal di pasar terbuka.

Hal ini biasanya dilakukan untuk menjaga fokus, efisiensi, serta memastikan investor yang terlibat memiliki komitmen jangka panjang Selain itu, partisipasi dalam Patriot Bonds bersifat sukarela (voluntary).

"Prinsip mendasar dari Patriot Bonds adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama," kata Al-Arief.

Dia menjelaskan skema ini membuka kesempatan bagi kelompok usaha Indonesia untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat.

2. Rincian daftar konglomerat yang disebut sudah beli patriot bond

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, dalam dokumen yang dikutip IDN Times, tercatat total dana yang terhimpun mencapai Rp51,75 triliun hingga September 2025.

Beberapa nama yang menduduki posisi teratas dengan kontribusi tertinggi, masing-masing sebesar Rp3 triliun:

  • Antony Salim (Salim & DCI),
  • Prajogo Pangestu (Barito),
  • Sugianto Kusuma (Agung Sedayu & Erajaya),
  • Franky Widjaja (Sinar Mas),
  • Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga),
  • Budi Hartono (Djarum), dan
  • Low Tuck Kwong (Bayan Resources).

Tokoh lain dengan kontribusi signifikan antara Rp1 triliun hingga Rp1,6 triliun, antara lain:

  • Tommy Winata (Artha Graha) sebesar Rp1.6 triliun
  • James Riady (Lippo) sebesar Rp1,5 triliun
  • Hilmi Panigoro (Amman Mineral) sebesar Rp1.5 triliun
  • Gunawan Lim (Harita) sebesar Rp1,5 triliun
  • Eddy Sariaatmadja (Emtek Group) sebesar Rp1,5 triliun
  • Sukanto Tanoto (RGE Group) sebesar Rp1,5 triliun.

Sisanya tersebar di berbagai sektor industri mulai dari makanan, energi, properti, transportasi, hingga ritel.

3. Tahap book building, patriot bond dapat respon positif dari calon investor

Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan penerbitan Patriot Bond mendapat respons positif dari kalangan konglomerat.

Dia menyebut, pada tahap book building, dana yang ditargetkan sudah terpenuhi bahkan melebihi ekspektasi. Book building adalah proses penawaran awal kepada calon investor untuk menentukan minat dan jumlah dana yang bisa dihimpun.

"Alhamdulillah itu sudah lebih malah dari target kami, sudah terpenuh dan boleh saya bilang hampir semuanya yang diundang itu berpartisipasi," kata Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Rosan menyampaikan pihak yang diundang untuk berpartisipasi dalam Patriot Bond adalah kelompok usaha besar. Meski tidak merinci nama karena masih dalam masa book building. Dia menekankan konglomerat besar telah ikut serta, termasuk sejumlah tokoh populer yang selama ini dikenal publik. Yang jelas, target penggalangan dana sudah tercapai bahkan melebihi jumlah yang ditetapkan.

"Ya kan masa book building kalau masa book building gak boleh disebutin dulu dong. Tapi, kan pasti udah tahu kan saya sudah bilang yang besar-besar partisipasi alhamdulillah," paparnya.

Proses book building disebut berjalan sesuai mekanisme penerbitan obligasi pada umumnya, mulai dari penyusunan memorandum informasi hingga pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pria yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menargetkan dana dari Patriot Bond dapat masuk pada 1 Oktober 2025 sehingga program yang dibiayai bisa segera berjalan.

"Jadi ada masa sekarang masa book building-nya. Jadi diharapkan 1 Oktober dananya sudah masuk," ujar Rosan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Danantara Bantah Aksi 46 Konglomerat Beli Patriot Bonds

01 Okt 2025, 11:58 WIBBusiness