Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tarif ojol (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah aplikasi ojek online pernah mewarnai dunia digital di Indonesia. Mereka satu persatu tumbang tak kuat bersaing.

Kini, aplikasi ojek online yang masih bertahan ada Maxim, Gojek hingga Grab.

Lantas, apa saja aplikasi ojek online yang tutup karena bangkrut? Berikut daftarnya!

1. Uber

twitter.com/LegalRideshare

Pada awal kehadiran ojek online di Indonesia, Uber menjadi salah satu yang perdana. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat itu akhirnya menjual seluruh bisnis ke Grab.

Mitra Uber pun berpindah ke Grab dan ada juga yang beralih ke Gojek.

2. Ojekkoe

Ojekkoe di awal kehadirannya memungut biaya Rp2.500 per hari ketika mengantar penumpang. Ojekkoe juga tercatat pernah memiliki mitra pengemudi sebanyak 500 orang.

3. Topjek

Topjek menawarkan tarif murah di awal kemunculannya agar bisa menarik minat pelanggan. Topjek juga membuat fitur chat room yang ketika itu belum dimiliki Gojek dan Grab.

Namun, Topjek tak kuat melanjutkan bisnisnya. Mereka harus gulung tikar.

4. Calljek

Berikutnya, aplikasi ojek online yang pernah ada yakni Calljek. Layanan ini pertama kali muncul di DI Yogyakarta.

5. Ladyjek

Ini merupakan layanan di mana mitra pengemudinya perempuan. Mitra pengemudinya kala itu hampir 3.300 orang.

Namun, karena keterbatasan modal, Ladyjek harus menyerah dari bisnis transportasi di Tanah Air.

6. Ojek Argo

Kemudian, ada Ojek Argo. Ojek Argo ini memberikan kemudahan kepada penumpang cukup dengan menginstall aplikasi, tanpa harus mengisi data diri.

7. Blujek

Terakhir, ada Blujek. Ketika itu, Blujek disebut menjadi salah satu pesaing Gojek dan Grab. Namun, pada akhirnya, Blujek harus gulung tikar.

Editorial Team