Di Perundingan IPEF, Jokowi Bicara Kerja Sama Saling Untung

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hadir pada pertemuan pemimpin negara dalam The Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di Moscone Center, San Francisco, Amerika Sertikat. Pertemuan itu digelar pada Kamis (17/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut kerja sama antarnegara seharusnya dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan.
"Indonesia selalu terbuka melakukan kerja sama dengan siapa pun, dengan prinsip saling menguntungkan. Prinsip ini lah yang mendasari Indonesia berpartisipasi dalam perundingan IPEF, saling memahami kebutuhan nasional, terutama kepentingan negara berkembang adalah kunci untuk menjalin kerja sama yang baik," ujar Jokowi dalam keterangannya.
1. Kesuksesan kerja sama IPEF tergantung dari rasa saling menguntungkan yang ada

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, kesuksesan kerja sama IPEF tergantung dari seberapa besar keuntungan yang dihasilkan masing-masing pihak. Menurutnya, kerja sama yang bisa dibangun seperti pembangunan ekonomi hijau, kerja sama perluasan perdagangan dan investasi.
"(Kemudian) kerja sama transisi energi, penguatan rantai pasok mineral kritis akan menjadi pilar penting kerja sama IPEF," ucap dia.
2. Jokowi apresiasi kerja sama rantai pasok global

Jokowi kemudian mengapresiasi penandatanganan perjanjian pilar II terkait rantai pasok global. Menurutnya, penandatanganan itu merupakan bagian dari kerja sama konkret.
"Penandatanganan perjanjian pilar II mengenai rantai pasok, bentuk pencapaian konkret negara IPEF merespons disrupsi rantai pasok global," kat adia.
3. Jokowi mendorong agar penandatanganan pilar III dan IV segera terwujud

Lebih lanjut, Jokowi juga mendorong agar penandatangan pilar II dan IV segera terwujud. Pilar III merupakan kerja sama ekonomi bersih. Sementara pilar IV berkaitan dengan ekonomi adil.
"Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan pilar ke-1 di tahun 2024 dan implementasikan kesepakatan bersama," imbuhnya.