Jadi Calon Menteri Jokowi, Bahlil Lahadalia Dulu Sopir Angkot

Jakarta, IDN Times - Pengusaha Bahlil Lahadalia menjadi orang ke-10 dari 23 orang yang datang ke Istana Negara atas undangan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Selasa (22/10). Sebelumnya, sudah ada 12 tokoh yang juga datang ke Istana Negara pada Senin (21/10). Mereka diprediksi menjadi menteri Kabinet Jokowi jilid II.
Seperti apa perjalanan hidup Bahlil yang mengantarkannya masuk ke jajaran pemerintahan? Berikut rekam jejak Bahlil Lahadalia yang dirangkum IDN Times dari berbagai sumber.
1. Sempat menjadi sopir angkot

Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah ini lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah Bahlil bekerja sebagai kuli bangunan sementara sang ibu adalah asisten rumah tangga. Besar dalam keadaan ekonomi terbatas, membuat Bahlil harus berpikir panjang. Dia lantas membantu orangtuanya dengan berjualan kue.
Saat duduk di bangku SMP, dirinya pun sempat menjadi kondektur dan saat SMEA dia menjadi sopir angkot. Walau kesehariannya disibukkan dengan mencari nafkah, Bahlil merupakan anak yang berprestasi. Ia pernah jadi ketua OSIS.
2. Perjuangan masuk perguruan tinggi

Untuk masuk ke perguruan tinggi, Bahlil terpaksa melakoni berbagai pekerjaan. Dengan usaha kerasnya, anak kedua dari delapan bersaudara itu akhirnya berhasil masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, Papua.
Semasa kuliah, priakelahiran 7 Agustus 1976 ini aktif berorganiasi dan tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dengan bekal organisasi tersebut, dia terpilih menjadi ketua senat.
3. Perusahaan yang dipegang oleh Bahlil

Keberhasilan berpihak pada mereka yang bekerja keras. Ujaran itu terbukti dalam kehidupan Bahlil. Kerja kerasnya dalam berbisnis berbuah hasil. Perusahaan rintisannya, PT Rifa Capital, akhirnya bisa mereguk sukses. Kini, ia memiliki holding dari 10 perusahaan di antaranya PT Ganda Nusantara (shipping), PT Pandu Selaras (pertambangan emas), hingga PT MAP Surveilance (pertambangan nikel).
Selain memegang 10 perusahaan, dirinya juga menggarap jenis usaha di sektor perkebunan, properti, transportasi, dan pertambangan. Pada Februari 2015, dirinya ditetapkan sebagai Ketua Umum HIPMI 2015-2018.