Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS melemah pada penutupan perdagangan Rabu (3/4/2024). Hal itu ditunjukkan dengan penurunan nilai rupiah dari Rp15.897 menjadi Rp15.920 per dolar AS pada sore hari.
Data dari Bloomberg mencatat pelemahan tersebut mencapai 23 poin atau 0,14 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan Selasa (2/4/2024). Sedangkan pagi tadi, rupiah dibuka pada level Rp15.935 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) justru mengalami penguatan ke Rp15.923 per dolar AS pada Rabu (3/4/2024).
Hal itu menandai peningkatan nilai rupiah dari posisi sebelumnya pada Selasa (2/4/2024) yang berada di Rp15.934 per dolar AS, dengan perbedaan sebesar 11 poin yang menunjukkan penguatan mata uang rupiah.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyoroti dalam beberapa sesi terakhir, dolar AS menguat karena sejumlah pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan kemungkinan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi.
“Bank sentral dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja,” ujarnya.
Investor menunggu isyarat lebih lanjut dari data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, yang telah konsisten melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan dalam pasar tenaga kerja AS.
Ibrahim menyampaikan, pada perdagangan sore ini, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 23 poin meskipun sebelumnya sempat mengalami pelemahan sebesar 45 poin.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Kamis (4/4/2024), dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan fluktuatif namun cenderung mengalami pelemahan, dengan kisaran antara Rp15.910 hingga Rp15.960 per dolar AS.