Rupiah Terus Melemah, BI Ungkap Penyebabnya

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sore tadi, nilai tukar rupiah menyentuh Rp15.897 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto mengatakan, pelemahan rupiah salah satunya disebabkan pelemahan mata uang yuan China (CNY).
“Rupiah lumayan agak tertekan dari kemarin, kelihatannya rupiah banyak terdampak dari pelemahan CNY,” kata Edi saat dihubungi IDN Times, Selasa (2/4/2024).
1. Dana asing cabut dari RI

Tak hanya itu, BI juga melihat terjadinya repatriasi, dan juga keluarnya dana asing dari Indonesia.
“Sementara dari domestik ada permintaan dolar AS terkait repatriasi dan masih outflow-nya asing di pasar SBN (surat berharga negara),” tutur Edi.
2. Inflasi sebabkan pelemahan rupiah

Pelemahan rupiah juga disebabkan kondisi perekonomian dalam negeri, yakni inflasi pada Maret 2024 lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Maret tembus 0,52 persen secara month-to-month (mtm). Angka itu lebih tinggi dari inflasi pada Februari 2024 yang sebesar 0,37 persen.
“Rilis data inflasi Indonesia kemarin yg di atas ekspektasi, yang banyak disebabkan oleh volatile food, ikut mendorong pelemahan rupiah,” ujar Edi.
3. BI jaga keseimbangan kurs rupiah

Untuk menekan pelemahan kurs rupiah, BI berupaya menjaga keseimbangan suplai dan juga permintaan valuta asing (valas) di pasar.
“BI terus masuk pasar, untuk menjaga agar terdapat keseimbangan supply demand valas di market,” kata Edi.