Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Mendag Resmikan Dua Export Center

IMG-20250805-WA0029.jpg
Menteri Perdagangan Budi Santoso. (Dok. Kemendag)
Intinya sih...
  • Program UMKM BISA Ekspor menjadi simpul penting untuk mewujudkan program unggulan Kemendag.
  • UMKM dapat memanfaatkan 46 perwakilan perdagangan di 33 negara untuk mendukung Program UMKM BISA Ekspor.
  • Export Center Balikpapan dan Batam berfungsi sebagai layanan ekspor terpadu di daerah.
  • Melengkapi keberadaan Export Center sebelumnya di Surabaya dan Makassar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, meresmikan secara serentak Export Center Balikpapan dan Batam yang dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Peresmian dua lokasi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekosistem ekspor nasional, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Budi Santoso menekankan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian. Menurutnya, produk UMKM Indonesia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki negara lain. Dengan dukungan pembinaan, kurasi, dan promosi yang berkelanjutan, Mendag yakin UMKM Indonesia mampu menjadi pemain utama di pasar ekspor dunia.

“Selain memperkuat ekosistem ekspor nasional, peresmian ini sekaligus menandai komitmen pemerintah dalam memperluas akses pasar global dan mendorong transformasi ekonomi nasional berbasis ekspor,” ungkapnya, dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).

1. Jadi simpul penting untuk program unggulan

IMG_1889.jpeg
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Export Center menjadi simpul penting untuk mewujudkan program unggulan Kemendag melalui program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.

“UMKM yang ingin ekspor harus memiliki inovasi dan daya saing tinggi. Produk mereka harus bagus, rantai pasoknya terjaga, dan mampu beradaptasi dengan permintaan pasar global,” kata dia.

Sejak Januari hingga Juli 2025, program UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi sebanyak hampir 800 UMKM dalam kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) dan menghasilkan potensi transaksi ekspor senilai USD 90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

“Mayoritas UMKM tersebut belum pernah melakukan ekspor sebelumnya, dan seluruh transaksi dilakukan secara daring melalui pendampingan langsung dari perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri," tutur dia.

2. Diharapkan jadi pusat pengembangan ekspor

Mendag Budi Santoso mengecek produk UMKM di Kota Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Mendag Budi Santoso mengecek produk UMKM di Kota Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Budi Santoso melanjutkan, untuk mendukung Program UMKM BISA Ekspor, UMKM dapat memanfaatkan 46 perwakilan perdagangan di 33 negara yang terdiri atas Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Perwakilan ini bertugas membantu memasarkan produk-produk UMKM Indonesia.

"Export Center berperan sebagai kurasi dan pendampingan, sementara perwakilan luar negeri mencarikan pembeli potensial, menjembatani proses negosiasi, hingga pelaksanaan business matching," kata dia.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara Export Center dan pemerintah daerah untuk melakukan seleksi dan pembinaan UMKM berorientasi ekspor, khususnya produk-produk nonmigas.

"Export Center Balikpapan diharapkan menjadi pusat pengembangan ekspor regional dan memperluas jangkauan melalui penyuluh ekspor di wilayah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur," kata dia.

3. Kinerja export center periode 2024-2025

Kondisi terminal peti kemas saat tanggul jebol di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (IDN Times/Dok Humas Pelindo Tanjung Emas)
Kondisi terminal peti kemas saat tanggul jebol di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (IDN Times/Dok Humas Pelindo Tanjung Emas)

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi mengungkap, kinerja Export Center pada periode 2024 hingga Juni 2025 menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Selama periode tersebut, Export Center telah memberikan 4.078 layanan konsultasi dan pendampingan kepada pelaku usaha ekspor, menghasilkan transaksi ekspor senilai USD 140,15 juta, serta memfasilitasi 547 kegiatan business matching dengan pembeli internasional.

"Capaian ini sejalan dengan program unggulan Bapak Menteri Perdagangan, yaitu UMKM BISA Ekspor, yang bertujuan mendukung pengembangan UMKM Indonesia agar mampu menembus pasar global," kata Puntodewi.

Hingga 2025, dua Export Center telah mencatat 4.078 layanan konsultasi dan menghasilkan transaksi ekspor senilai USD140,15 juta. Selain itu, sebanyak 547 kegiatan business matching telah difasilitasi untuk mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli potensial di pasar internasional.

Dengan pembukaan Export Center Balikpapan, Kementerian Perdagangan optimistis kinerja ekspor akan meningkat signifikan.

“Kami berharap akan ada lonjakan ekspor khususnya dari Pulau Kalimantan, seiring dengan peningkatan fasilitas layanan, pelatihan, dan pendampingan bagi pelaku usaha lokal,” ujarnya.

Sebagai informasi, Export Center Balikpapan dan Batam berada di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional yang berfungsi sebagai layanan ekspor terpadu di daerah.

Layanan ini mencakup konsultasi prosedur ekspor, standardisasi, legalitas, akses pembiayaan, penyebaran permintaan (inquiry) dari calon pembeli internasional. Termasuk fasilitasi business matching, serta sosialisasi pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional.

Export Center Balikpapan akan melayani wilayah Kalimantan, sedangkan Export Center Batam mencakup wilayah Sumatra. Layanan ini melengkapi keberadaan Export Center yang sudah berjalan sebelumnya di Surabaya, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us