Isu Mark Up Impor Beras hingga Iklim Bikin RI Terancam Krisis Pangan

Intinya sih...
- Chief Economist Bank Syariah Indonesia menyatakan Indonesia rentan terhadap gejolak harga bahan pangan akibat perubahan iklim dan isu mark up beras Bapanas-Bulog Gate 2024.
- Harga beras premium naik 0,9 persen menjadi Rp15.660 per kg, medium naik 0,59 persen menjadi Rp13.630 per kg, dan SPHP naik 0,08 persen menjadi Rp12.580 per kg.
- Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat mengungkapkan bahwa kerugian negara dari markup impor beras tahun 2023 dan Januari-April 2024 mencapai Rp8,5 triliun rupiah.
Jakarta, IDN Times - Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengakui Indonesia rentan terhadap gejolak harga bahan pangan lantaran perubahan iklim.
Tak hanya itu, kerentanan pangan juga muncul sebagai dampak dari isu mark up impor beras Badan Pangan Nasional (Bapanas)-Bulog Gate 2024.
“Indonesia masih akan rentan terhadap gejolak harga bahan pangan sebab perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir juga makin meninggikan risiko krisis pangan, seperti yang terjadi akibat fenomena La Nina,” kata dia dikutip, Rabu,(17/7/2024).
1. Data panel Bapanas tunjukkan harga beras naik
Melansir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Rabu (17/7/2024) pukul 09.46 WIB, harga beras premium Rp15.660 per kg naik 0,9 persen.
Kemudian beras medium: Rp13.630 per kg naik 0,59 persen dan beras SPHP Rp12.580 per kg naik 0,08 persen.
2. Fenomena La Nina picu lonjakan beras
Kemudian, Ia mengingatkan, dampak bahaya dari perubahan iklim seperti fenomena La Nina yang menyebabkan lonjakan harga beras. Menurutnya, fenomena perubahan iklim seperti La Nina telah membuat kehilangan musim panen.
"Awal tahun ini sampai dengan tahun lalu kita terkena La Nina Effect di mana kita missing di pola panen yang bergeser,” jelas dia.
2. Perubahan iklim sebabkan produktivitas agraria turun
Pada akhirnya, lanjut dia, dampak perubahan iklim akan membuat produktivitas agraria dalam negeri menurun.
Menurutnya imbas dari fenomena perubahan iklim tersebut akan membuat pemerintah kembali membuka keran impor.
“Akhirnya produktivitas dari dalam negeri, misalnya untuk agraria menurun, itu yang membuat tahun lalu dan mungkin juga awal tahun ini kita melakukan impor beras," pungkas dia.
4. Bulog impor beras US$ 655 dolar AS per MT CIF Indonesia
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto saat membeberkan data rata-rata harga yang dikenakan (Bulog)untuk beras seharga 660 dolar AS per ton cost, insurance, and freight (CIF).
Hari Purwanto melanjutkan, Bulog juga mengimpor beras dengan harga rata-rata 655 dolar AS /MT CIF Indonesia. Hal ini, kata Hari Purwanto, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret tahun 2024.
“Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pada Maret 2024 RI sudah mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton atau senilai 371,60 juta dolar AS Berarti Bulog mengimpor beras dengan harga rata-rata 655 dolar AS per MT CIF Indonesia,” ucapnya
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan juga membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras tahun 2023 dan bulan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
“Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus markup sebesar 117 dolar AS per ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara memcapai 565 juta dolar AS, atau sekitar Rp8,5 triliun rupiah,” kata Anthony.