Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonom Nilai Manufaktur Indonesia Tak Alami Deindustrialisasi

Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia (TMI) merupakan badan usaha berbentuk koperasi yang beranggotakan industri kecil dan menengah (IKM) logam Kabupaten Tegal dalam berbagai bidang. (dok. LPDB)

Jakarta, IDN Times - Ekonom menilai kondisi manufaktur Indonesia tidak mengalami fase deindustrialisasi. Hal ini tercermin dari data yang dirilis S&P Global yang menunjukkan manufaktur Indonesia atau Purchasing Manufcaturing Index (PMI) masih terus di laju ekspansif, level 52,7.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia, Kiki Verico, mengatakan, Indonesia tidak ada pada fase deindustrialisasi.

“Indonesia saat ini tidak bisa disebut deindustrialisasi. Deindustrialisasi itu dialami oleh negara yang sudah mencapai tahap advanced manufacturing atau maju manufakturnya, lalu menurun (sunset) dan mulai digantikan negara lain yang manufakturnya baru take-off (sunrise). Negara industri maju itu lalu bergeser backbone ekonominya dari industri manufaktur ke sektor jasa,” ucap Kiki, Jumat (29/3/2024).

1. Perlu perkuat antar K/L untuk dorong sektor manufaktur

ilustrasi pertumbuhan bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Kiki, kementerian lain perlu mendukung langkah yang dijalankan oleh Kementerian Perindustrian untuk memperkuat sektor manufaktur.

Hal itu karena ke depannya, manufaktur bisa meningkatkan ekspor Indonesia dan memberikan sumbangan lebih besar bagi perekonomian nasional.

"Jadi, bagaimana kita menarik investasi masuk kemudian meningkatkan ekspor. Nah, di sini peran Kemenperin bersama Kemendag dan Kementerian Investasi (BKPM) harus harmonis, termasuk kebijakannya. Jangan sampai kebijakan perindustrian mendukung industri, sedangkan perdagangan dan investasinya tidak, kan repot," ucapnya. 

2. Manufaktur penyumbang PDB terbesar

Ilustrasi insentif. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Sepanjang tahun 2023, industri manufaktur mencatatkan kinerja yang impresif dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB nasional.

Hal ini bisa dilihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada kuartal IV-2023 yang mencapai 51,20 persen atau masih berada di zona ekspansi.

3. Manufaktur serap banyak tenaga kerja

Ilustrasi tenaga kerja (unsplash.com/solimonster)

Kiki mengatakan, manufaktur masih nomor satu kontribusinya terhadap PDB di Indonesia dengan kontribusi 19 persen pada 2023.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor manufaktur juga masih menjadi penyumbang terbesar, yakni mencapai 16 persen dari total penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

"Manufaktur itu kurang lebih 40 persen dari aktivitas formal atau orang yang bekerja dengan gaji tetap. Di Indonesia aktivitas formal hanya 40 persen, nah manufaktur itu 40 persen dari 40 persen tersebut. Jadi sangat dominan," ucapnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
Deti Mega Purnamasari
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us