Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Menperin Saleh Husein Ungkap Harga Sawit Disetir Malaysia-Belanda

Menteri Perindustrian RI periode 2014-2016 Saleh Husein  meluncurkan buku yang berjudul Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap. (Dok/Istimewa).
Menteri Perindustrian RI periode 2014-2016 Saleh Husein meluncurkan buku yang berjudul Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Saleh Husein meluncurkan buku Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
  • Harga komoditas sawit Indonesia dikendalikan Bursa Malaysia dan Bursa Rotterdam, meskipun Indonesia menguasai pasar minyak nabati dunia.
  • Hilirisasi industri sawit dapat memperkuat perekonomian nasional dengan meningkatkan nilai tambah produk ekspor dan menurunkan impor.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian RI periode 2014-2016 Saleh Husein meluncurkan buku yang berjudul Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap pada Rabu (9/10/2024).

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan peran hilirisasi dan diversifikasi produk turunan kelapa sawit sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Apalagi, kelapa sawit merupakan produk unggulan yang dimiliki Indonesia.

"Karena nilai ekspor sawit bisa mencapai 30 miliar dolar AS, sehingga dapat menguasai pasar global," kata dia dalam peluncuran buku, Rabu (9/10/2024).

1. Sawit kuasai pasar nabati global tapi harganya justru dikendalikan pihak lain

Ilustrasi pengelolaan kelapa sawit
Ilustrasi pengelolaan kelapa sawit

Meski sawit Indonesia menguasai pasar minyak nabati dunia, namun harga komoditas ini justru dikendalikan pihak lain, yakni Bursa Malaysia dan Bursa Rotterdam di Belanda.

"Ini sesuatu yang sangat aneh, kita yang menguasai produk tapi harga ditentukan orang lain. Karena itu saya memperdalam penelitiannya jadi selainenguasai profuk kita juga harusmenentukan harga dengan berbagai cara," ungkapnya.

Belanda juga jadi pengekspor olahan sawit sebesar 1 juta ton per tahun. Padahal, selama ini Negara Kincir Angin itu menganggap negatif sawit bahkan kerap berkampanye hitam soal sawit.

“Belanda ini aneh, padahal negatif campaign kemana mana. Ini aneh,” ucapnya.

2. Hilirisasi industri sawit bisa perkuat ekonomi nasional

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Ia meyakini hilirisasi industri sawit dapat memperkuat perekonomian nasional karena meningkatkan nilai tambah produk ekspor dan menurunkan impor.

Simulasi yang dilakukan dalam disertasi ini menunjukkan apabila penurunan ekspor produk hulu sebesar 5 persen  dan ekspor produk hilir meningkat 15 persen, devisa Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 7 miliar dolar AS  per tahunnya.

"Dengan demikian, Produk Domestik Bruto yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat." 

3. Hilirisasi sawit melalui B35 hemat devisa Rp35 triliun

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Saleh menyatakan hilirisasi kelapa sawit, secara langsung bisa memberikan banyak manfaat bagi perekonomian. Misalnya, penggunaan bahan bakar B35 yang dapat menghemat devisa negara hingga Rp161 triliun, menciptakan lapangan kerja dari ekosistem hilirisasi sawit hingga 20 juta orang secara langsung dan tidak langsung. 

"Dari situ tentu jangan sampai akhirnya saling menjadi tulang punggung kita dan nanti hanya akan jadi nama. Salah satu cara mencegah middle income trap adalah dengan hilirisasi," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us