Elon Musk Rugi US$200 Miliar, Akhir Masa Keemasan Tesla?

Jakarta, IDN Times – Pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk yang merupakan pendiri sekaligus CEO Tesla, berpengaruh buruk pada performa perusahaan otomotif listrik tersebut baik di industri keuangan Amerika atau Wall Street. Hal ini dikhawatirkan bisa menyebabkan merek mobil listrik tersebut hingga masuk ke masa yang kritis.
Melansir Financial Times, dampak buruk itu terlihat dari penurunan harga saham Tesla. Saham perusahaan tersebut berada 73 persen lebih rendah dibanding tahun lalu. Ini membuat Musk mengalami kerugian 200 miliar dolar AS.
Hal itu menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah ini merupakan akhir masa keemasan bagi pertumbuhan Tesla dan kehidupan Musk sebagai inovator dan juara di bidang energi berkelanjutan masa depan?
Di balik drama mengenai akuisisi Twitter yang menjadi topik utama belakangan, pertumbuhan besar sempat terjadi pada Tesla. Pada 2022, Tesla mengalami periode yang sangat sukses dengan laba hampir 13 triliun dolar AS, dan pajak mencapai 13 miliar dolar AS.
Investor sempat khawatir apakah Tesla dapat memproduksi mobil yang cukup untuk untuk memenuhi permintaan pasar. Tapi pertanyaan itu berubah menjadi apakah Tesla akan menemukan pelanggan untuk produksi yang meningkat tajam.
1. Investor tidak yakin membeli saham Tesla

Paul English yang merupakan pengusaha sekaligus pendiri situs web perjalanan, Kayak, mengatakan bahwa dirinya tidak yakin akan membeli kembali saham pada Tesla. Hal itu setelah menyaksikan perilaku kepala eksekutif Tesla sejak mengakuisisi Twitter akhir 2022. Termasuk perlakuan brutal Musk terhadap staf dengan memangkas hampir setengah dari tenaga kerja perusahaan media sosial tersebut.
Padahal, Paul merupakan salah satu penggemar Tesla yang turut berinvestasi sejak tahun 2016. Ia membeli Tesla pertamanya pada 2013 dan hingga sekarang sudah mengendarai tiga model terbaru produk Tesla.
“Musk membuat kesalahan penilaian besar-besaran. Tesla sebagian besar dibeli oleh orang-orang yang menyukai perubahan dan hal-hal baru. Itu biasanya orang yang berpendidikan, dan orang yang liberal. Tebak apa yang tidak disukai orang berpendidikan dan liberal? Pengganggu,” ungkap Paul.
Bob Lutz, eksekutif otomotif veteran, menyebut pemeringkatan ulang saham Tesla kemungkinan besar lebih parah. Sebab, investor menyadari bahwa ia tidak menikmati keunggulan teknologi tertentu untuk menilai Tesla sebagai perusahaan teknologi dengan pertumbuhan tinggi.
2. Pengaruhnya pada pelanggan

Kepala Eksekutif Octopus EV, Fiona Howarth mengatakan, lebih dari 1.000 orang yang membeli Tesla tahun lalu melalui perusahaannya. Dari angka tersebut, hanya terdapat dua pelanggan beralih ke merek lain karena masalah Twitter.
Sebuah survei oleh Morning Consult pada Oktober dan November 2022, menjabarkan jumlah orang dewasa Amerika yang menyukai Tesla turun enam poin persentase. Inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga membuat banyak pelanggan potensial berkurang.
Selain itu, ada pula peningkatan pembiayaan kendaraan baru selama pandemik karena biaya bahan naik dan banyak permintaan untuk menambah margin. Harga yang lebih tinggi dan biaya pembiayaan telah mengangkat rata-rata pembiayaan bulanan mobil di AS hingga hampir mencapai 700 dolar AS.
Seorang analis di Morgan Stanley, Adam Jonas dalam mengatakan dalam sebuah catatan kepada investor memperingatkan pengurangan permintaan untuk seluruh sektor electric vehicle (EV). Menurutnya, ini akan membuat Tesla menghadapi “latar belakang makro yang memburuk, rekor keterjangkauan yang tinggi dan meningkatnya persaingan”.
Efeknya terbukti pada pasar AS dan China. Daftar tunggu mobil Tesla yang terpopuler sejak beroperasi sejak awal 2022, semuanya menghilang. Perusahaan yang mengirimkan kendaraan baru pada tiga bulan terakhir di 2021, mengalami penurunan dari 500 ribu menjadi 405.278.
Menurut S&P Global Mobility, pangsa penjualan Tesla di pasar AS turun menjadi 65 persen dalam sembilan bulan pertama pada 2022, turun dari 79 persen pada 2020. Mereka memprediksi pada 2025, angka penjualan tersebut akan berada di bawah 20 persen.
3. Pendapatan Premi dan margin laba Tesla masih yang terdepan di sektor EV

Meskipun jatuh, premi yang diperdagangkan Tesla masih sekitar 28 kali lipat dari yang diharapkan pada 2023, premi ini masih sangat besar dibanding pembuat mobil lainnya.
Tesla memiliki margin laba kotor terdepan di Industri yang memberikan bantalan untuk memangkas harga, untuk mempertahankan pertumbuhan. Pembuat mobil lain dengan margin yang lebih tipis di sektor EV, harus mengurangi investasi modal yang cukup mengurangi persaingan.
Jika semua perkiraan tersebut benar, Tesla dapat bangkit dari keterpurukan dalam posisi lebih kuat dibanding pesaingnya, untuk menyiapkan fase pertumbuhan berikutnya.
Galileo Russell, seorang investor pribadi Tesla mengaggap kontroversi Twitter sempat “membuat frustasi”. Dirinya berencana untuk menambah porsi sahamnya di Tesla untuk pertama kalinya dalam tiga tahun sejak menjadi investor pada perusahaan tersebut.
“Musk telah diremehkan sebelumnya dan kemerosotan saat ini di Wall Street tidak berbeda. Media suka mengganggap Elon dibatalkan dan ini akan merusak Tesla, Tapi mayoritas yang diam masih mendukungnya,” kata Galileo.