Erdogan Bahas Ekspor Gandum dengan Putin dan Zelenskyy, Apa Hasilnya?

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan lakukan pembicaraan dengan pemimpin Rusia dan Ukraina. Hal itu merupakan upaya pihak Ankara untuk menjadi penengah atas Konflik Ukraina-Rusia, terutama permasalahan ekspor gandum.
Erdogan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membangun koridor bagi ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam. Pembicaraan itu dilakukan saat Senin (11/7/2022) waktu setempat.
1. Masalah ekspor gandum jadi diskusi utama Erdogan dan Putin
Melansir Deutsche Welle, Kremlin merilis pernyataan dari percakapan Erdogan dengan Putin, yang berisi pertukaran pandangan tentang situasi di sekitar Ukraina. "Termasuk dalam konteks upaya koordinasi untuk memastikan keamanan navigasi di Laut Hitam dan ekspor biji-bijian ke pasar global."
Ukraina merupakan salah satu produsen biji-bijian terbesar di dunnia. Akan tetapi sejak awal invasi dari Rusia, Kiev tidak bisa menggunakan pelabuhannya, yang selama ini merupakan jalur ekspor utama. Alhasil mereka hanya mampu mengekspor sekitar sepertiga dari pasokan biji-bijian yang dimilikinya pada tahun ini.
Berkurangnya pasokan gandum Ukraina telah memicu kenaikan harga pangan global ke rekor tertinggi. Hal ini pun memicu kekhawatiran akan ketahanan pangan global di masa depan.
2. Ukraina tuduh Rusia karena mencuri barang-barang ekspor miliknya
Sementara itu, Ukraina menuduh bahwa Rusia mencuri biji-bijian miliknya. Rusia disebut jadi penyebab atas kurangnya pangan secara global, yaitu dengan cara menghambat ekspor biji-bijian di pelabuhannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterima kasih atas simpati Erdogan terhadap kematian warga sipil akibat invasi Rusia. Dia juga menambahkan bahwa dirinya menghargai dukungan Turki, yang disampaikannya melalui Twitter.
"Membahas pentingnya membuka blokir pelabuhan Ukraina dan melanjutkan ekspor biji-bijian," tulis Zelenskyy.
Sebelumnya, PBB telah ajukan rencana dalam membangun koridor yang aman untuk proses ekspor biji-bijian. Namun proposal itu dapat dukungan yang terbatas dari pihak Moskow dan Kiev.
Sementara itu, 30 persen ekspor gandum Ukraina telah diluncurkan dari tiga pelabuhan Sungai Danube, tepatnya di barat daya Ukraina. Kiev juga mencoba untuk mengirimkan gandum melalui 12 jalur penyebrangan, yang merupakan perbatasan dari berbagai negara Eropa. Tetapi backlog telah dibuat karena beberapa truk harus menunggu antrian selama berhari-hari.
Ketua Asosiasi Biji-Bijian yaitu Mykola Horbachov mengatakan bahwa infrastruktur Eropa belum bisa mengakomodir biji-bijian sebanyak itu. Dia juga memperingatkan bahwa nasib petani Ukraina masih belum aman lantaran perang Ukraina-Rusia masih berlanjut.
3. Erdogan desak Putin perluas jalur perbatasan Suriah-Turki untuk bantuan kemanusiaan
Melansir Al Jazeera, Erdogan juga mendesak Putin untuk memperluas mekanisme bantuan antar lintas batas di Suriah, menurut laporan Direktorat komunikasi Turki. Perbatasan Turki-Suriah di penyeberangan Bab al Hawa, merupakan jalan satu-satunya bagi bantuan PBB untuk menjangkau warga sipil suriah yang terkena imbas perang saudara.
Rusia, yang merupakan sekutu rezim Suriah, pekan lalu membatalkan proposal dari Dewan Keamanan PBB, di mana dalam proposal tersebut meminta penyeberangan perbatasan tetap terbuka selama satu tahun lagi.
Menurut PBB, lebih dari 2,4 juta warga Suriah mendapat manfaat dari bantuan kemanusiaan yang dikirimkan, melalui Bab al Hawa pada tiap bulannya. Tahun lalu, lebih dari 9.500 truk yang membawa bantuan makanan, obat-obatan, dan barang-barang memasuki Suriah melalui penyeberangan.
PBB telah membantu jutaan warga suriah melalui beberapa penyeberangan perbatasan sejak 2014. Tetapi saat tahun 2020, Dewan mengurangi rute aliran bantuan menjadi satu jalur masuk, sehingga menyisakan jalur Bab al Hawa, yang jadi opsi utama bagi bantuan kemanusiaan.