Fakta-Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama Indonesia
Jakarta, IDN Times - Pembangunan pabrik baterai mobil listrik Indonesia dimulai pada 15 September 2021. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akhirnya memastikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai mobil listrik pertama di Indonesia itu akhirnya terealisasi, setelah dua kali molor dari target.
Setelah terbentuknya holding BUMN baterai mobil listrik nasional, pemerintah menunjukkan keseriusannya untuk menjadi pemain besar dunia dalam produksi baterai mobil listrik. Holding di bawah naungan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) itu terbentuk pada 23 Maret 2021.
Namun, jauh sebelum IBC terbentuk dan BKPM berganti jaket menjadi Kementerian Investasi, pemerintah telah menjalin komunikasi dengan banyak pemain baterai mobil listrik yang terjun lebih dahulu. Pada September 2019, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memberi bocoran soal rencana pemerintah terjun ke industri baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) battery.
"Masa depan adalah baterai. Inilah yang sekarang dipikirkan Pak Luhut (Binsar Pandjaitan), yang mungkin dua tahun lagi Indonesia akan punya pabrik baterai yang luar biasa,” ungkap Moeldoko di Balai Kartini, Jakarta Selatan, 4 September 20219.
Kini, dua tahun berselang dari pernyataan itu, Indonesia sukses memenuhi target tersebut. Meski sempat molor beberapa kali dari target yang disampaikan Kementerian Investasi, pembangunan pabrik baterai mobil listrik ini akhirnya terealisasi juga.
Berikut sederet fakta terkait pembangunan baterai mobil listrik pertama di Indonesia tersebut yang berhasil dihimpun redaksi IDN Times.
1. Dibangun oleh LG dengan nilai investasi US$9,8 miliar
Perusahaan yang akan membangun pabrik baterai mobil listrik itu adalah perusahaan ternama asal Korea Selatan, LG. Awalnya grounbreaking pembangunan ini sempat ditargetkan pada akhir Maret 2021. Namun, rencana itu molor dan Bahlil menyebut target Agustus, setelah IBC terbentuk.
Nilai investasi tahap pertama yang akan digelontorkan LG adalah 1,2 miliar dolar AS dari total keseluruhan investasi 9,8 miliar dolar AS. Nilai investasi yang besar tersebut menjadi keseriusan LG dalam melihat potensi nikel, bahan baku baterai mobil listrik yang ada di Indonesia.
LG tidak sendiri dalam pendirian pabrik produksi EV battery tersebut. Ada beberapa perusahaan lainnya yang memang sudah berpengalaman soal industri baterai mobil listrik, yakni Hyundai, POSCO Group. "Dan ada satu perusahaan dari China," kata Bahlil.