Belum Banyak Diketahui, Ini 5 Fakta Unik PT Vale Indonesia

Entah kamu menyadari atau tidak, hampir semua sarana kehidupan manusia saat ini, baik langsung maupun tidak langsung selalu bersentuhan dengan bahan tambang. Dari alat komunikasi, pertanian, transportasi, dan lainnya—yang mana semua komponen mayoritas dari peralatan tersebut berasal dari bahan tambang.
Namun, tak dapat dimungkiri bahwa kegiatan pertambangan juga membawa dampak bagi kehidupan. PT Vale Indonesia menyadari betul bahwa perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial menjadi tantangan global yang mesti dihadapi.
Karena itu, perusahaan yang memproduksi nikel dengan rata-rata volume per tahun mencapai 75 ribu metrik ton ini terus menjaga komitmen sosial dengan senantiasa berdampingan dengan komunitas lokal di Luwu Timur, Kolaka, dan Bahodopi yang berada di Sulawesi. Berikut ini lima fakta unik yang menjelaskan bagaimana PT Vale Indonesia mengimplementasikan prinsip Menambang Kebaikan.
1. Dukung program penghijauan pemerintah dengan membangun nursery

Pada 2023, PT Vale Indonesia memulai pembangunan nursery atau pusat pembibitan Indonesia Growth Project (IGP) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Fasilitas nursery memiliki luas lahan 5 hektare dengan kapasitas 1 juta bibit tanaman per tahun, termasuk jenis tanaman endemik Sulawesi Tenggara.
Fasilitas Nursery IGP Pomalaa ini diperuntukkan menanam, merawat, dan mengembangkan tanaman yang akan dimanfaatkan untuk mereklamasi lahan pasca-tambang, mendukung program penghijauan pemerintah yang sejalan dengan tema groundbreaking nursery, yakni "Selaras Bersama Menghijaukan Bumi."
“Fasilitas nursery ini hadir sebagai wujud kolaborasi perusahaan, pemerintah, dan masyarakat bersama mitra PT Vale. Kami tidak hanya memulai pembangunan fisik sebuah nursery, tetapi juga mewujudkan komitmen kami untuk mendukung masa depan berkelanjutan. Kami percaya bahwa tumbuh bersama masyarakat lokal dan alam adalah kunci untuk mencapai tujuan ini," ujar CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy.
2. Berkomitmen pada penggunaan energi berkelanjutan untuk kegiatan operasional

Dalam operasional pabrik pengolahan bijih nikel, PT Vale Indonesia telah menerapkan transisi energi berkelanjutan. Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan reduktor di pabrik pengolahan bijih nikel dalam mendukung transisi energi nasional.
Head of Institutional Relations and Permit PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menuturkan bahwa roadmap perusahaan dalam penerapan transisi energi keberlanjutan untuk penggunaan biomassa telah dijalankan sejak 2023 dan ditargetkan sudah bisa diterapkan secara menyeluruh pada 2027.
“Penggunaan biomassa sudah diterapkan dengan mengganti reduktor di kiln menjadi biomassa, saat ini kami telah melakukan trial hingga 50 persen biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20 persen biomassa sebagai burner pada coal mill. Pada 2024, kami melakukan long trial 10 persen biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi,” tuturnya.
Di samping itu, perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan energi dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan mengoperasikan tiga PLTA yang memasok 100 persen kebutuhan energi tanur peleburan. Dengan total kapasitas mencapai 365 MW, inisiatif ini memungkinkan PT Vale Indonesia untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
"Industri ekstraktif, terutama pyrometallurgy, membutuhkan energi besar. Oleh karena itu, kami telah menerapkan kebijakan penggunaan energi terbarukan, termasuk PLTA dan biofuel. Penggunaan energi bersih melalui biodiesel B30 berkontribusi terhadap pengurangan emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada 2030,” ujar Budiawansyah.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi kepada negara

PT Vale Indonesia ingin terus hadir dan memberikan manfaat bagi masyarakat, antara lain dengan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Pada 2023, PT Vale memulai membangun pabrik pengolahan nikel atau smelter di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dan pabrik HPAL di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Perusahaan berkomitmen memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal sekaligus meningkatkan kompetensi melalui pelatihan angkatan kerja. CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengungkapkan bahwa perusahaan bahkan menempatkan masyarakat lokal sebagai bagian penting dari strategi keberlanjutan mereka.
"Saat ini, sekitar 88 persen karyawan PT Vale Indonesia berasal dari wilayah setempat," ujar Febri–sapaan akrab CEO PT Vale Indonesia–saat menjadi pembicara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times di IDN HQ, Jakarta, Rabu (15/1).
Tak sampai di situ, manfaat lain dari keberadaan PT Vale adalah memberikan kontribusi kepada negara melalui pembayaran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Nilai pembayaran perusahaan untuk kewajiban pajak pusat dan PNBP yang dikelola Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian ESDM maupun Kementerian KLHK, dan Kementerian Perhubungan periode 2011—2023 mencapai US$1.614 juta.
Adapun pembayaran pajak daerah ke kas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota pada lokasi kerja PT Vale Indonesia untuk periode 2011—2023 mencapai 267 juta dolar AS juta, sedangkan periode 2022—2023 mencapai 58 juta dolar AS.
4. Lahan pasca-tambang diubah menjadi wisata alam

Salah satu bentuk kesungguhan PT Vale Indonesia mengelola keanekaragaman hayati melalui pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang merupakan sarana konservasi flora dan fauna, sarana edukasi keanekaragaman hayati, tempat rekreasi, dan sarana olahraga joging.
Seperti diketahui, Taman Kehati Sawerigading Wallacea merupakan lahan bekas tambang pertama yang dihijaukan kembali oleh PT Vale Indonesia. Setelah diresmikan Presiden Jokowi pada 30 Maret 2023 lalu, Taman Kehati dibuka untuk umum (beroperasi setiap Sabtu pukul 07.00—17.00) dan masyarakat pun sudah bisa menikmati berbagai fasilitasnya.
Selain itu, Taman Kehati ini mengelola area seluas 75 hektare dengan berbagai fasilitas yang tersedia, yakni pusat persemaian modern (nursery) berkapasitas 700 ribu bibit per tahun, arboretum dengan koleksi 74 jenis pohon lokal dan endemik, serta rumah kayu dan dojo untuk kegiatan terkait lingkungan hidup.
Selain itu, Taman Kehati ini juga menjadi rumah bagi 28 ekor rusa, dengan 10 di antaranya telah dilepasliarkan. PT Vale Indonesia juga merencanakan pembangunan fasilitas penangkaran kupu-kupu endemik untuk mendukung konservasi fauna lokal.
5. Senantiasa menciptakan nilai untuk masyarakat lokal melalui program sosial

Dilansir vale.com, PT Vale Indonesia mendampingi dan membina lebih dari 100 petani dengan total sawah 53 hektare (ha). Perusahaan menargetkan bisa mencapai 120 ha sawah yang bisa diberikan pendampingan dengan metode SRI organik.
Rata-rata mereka dapat berproduksi padi organik 7 ton/ha. Untuk diketahui, produk SRI organik telah mendapatkan sertifikasi organik inofice (tanah dan produk) serta merek dagang beras matano Kelembagaan lokal: APSO (asosiasi petani organik SRI). Produk mereka saat ini dipasarkan ke 25 kios dan distributor di Luwu Timur.
Pertanian organik yang awalnya untuk beras, kini berkembang menjadi budi daya sayur organik, dan pemanfaatan bahan herbal organik untuk peternakan ayam organik. Secara berkala, PT Vale Indonesia juga ikut menggencarkan kampanye budi daya sayur organik tak hanya di Luwu Timur, tetapi juga di dua area operasi lainnya, yakni di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Kolaka.
Bahkan, PT Vale Indonesia memfasilitasi dokter yang juga praktisi herbal untuk mengajak petani maupun masyarakat umum untuk familier dengan budi daya sayur organik, dan memberi keterampilan dalam memanfaatkan tanaman herbal yang juga dibudidayakan secara organik.
Itulah dedikasi PT Vale Indonesia dalam #MenambangKebaikan yang kemungkinan belum banyak diketahui orang. Kegiatan pertambangan mungkin memberikan berbagai dampak. Namun, yang mesti diingat bahwa tidak ada masa depan tanpa pertambangan, dan tidak ada pertambangan tanpa masa depan. Ini semua tergantung dari kita dan berawal dari kita, #StartsWithMe.