Jakarta, IDN Times – CEO Citigroup Jane Fraser mendapatkan kenaikan gaji sebesar 6 persen pada tahun lalu. Hal ini terjadi saat raksasa perbankan itu berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal secara bertahap selama beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan pengajuan ke Bursa Amerika Serikat atau US Securities and Exchange Commission (SEC), Fraser menerima 26 juta dolar AS pada 2023. Sebagian besar gajinya terdiri dari saham berbasis kinerja dan insentif tunai.
Adapun kenaikan gaji tersebut diberikan karena kinerjanya dianggap baik. Dia melakukan perubahan signifikan pada organisasi maupun manajemen perusahaan.
"Serangkaian perubahan paling signifkan terhadap model organisasi dan manajemen sejak krisis keuangan tahun 2008," bunyi dokumen Citigroup, dikutip dari Business Insider, Jumat (23/2/2024).
Perubahan organisasi tersebut mencakup pemisahan bank menjadi lima unit bisnis, - jasa, perdagangan, personal banking, perbankan, dan manajemen kekayaan - serta memangkas 20 ribu tenaga kerja.
Pengajuan tersebut mencatat bahwa masih ada pekerjaan tambahan substansial yang harus dilakukan Fraser di perusahaan tersebut, di mana Citigroup mengalami penurunan laba sebesar 38 persen pada tahun lalu.
"Penetapan kompensasi insentif Komite Kompensasi pada tahun 2023 untuk Fraser mencerminkan keyakinannya bahwa prioritas strategis dan prioritas lainnya dari Fraser sudah tepat," bunyi isi dokumen tersebut.
"Dan bahwa dia melaksanakannya dengan segera dan penuh pertimbangan, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang, peningkatan keuntungan dan peningkatan keamanan dan kesehatan," demikian isi dokumen itu.
Meski gaji Fraser yang menjadi bos Citigroup pada 2021 naik pada tahun lalu, namun terbilang lebih rendah dibanding dengan rekan-rekan prianya di posisi yang sama di perbankan. Sebut saja CEO Goldman Sachs David Solomon yang mendapat gaji 31 juta dolar AS pada tahun lalu.
Sementara CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengantongi 36 juta dolar AS, dan CEO Morgan Stanley James Gorman dibayar 37 juta dolar AS pada 2023.
Fraser mengambil alih perombakan yang akan menyebabkan PHK sebanyak 20.000 tenaga kerja pada 2026. Menurut laporan Bloomberg, perusahaan juga telah memangkas 10 persen posisi manajemen tingkat atas pada tahun lalu.
Perusahaan mencatatkan kinerja yang mengecewakan pada kuartal IV 2023. Karena itu, restrukturisasi yang dilakukan disebut dapat menghemat sekitar 2,5 miliar dolar AS bagi perusahaan dan memberikan keuntungan kepada pemegang saham.
Tidak hanya Citigroup, banyak perusahaan besar di Amerika yang juga melakukan PHK besar-besaran pada tahun ini. Mereka di antaranya Google dan Microsoft.