Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ganjar-Mahfud Janji Ciptakan Lapangan Kerja buat Gen Z

Wakil Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN, Amin Subekti dalam talkshow Gen-Z Memilih Special bertema "Pengusaha Indonesia Jadi Tuang Rumah di Negeri Sendiri" di IDN Media HQ, Jakarta, Selasa (5/12/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden Ganjar-Mahfud menjamin akan membuka ruang yang luas untuk mendorong lahirnya angkatan kerja yang berkualitas bagi generai Z atau dengan kelahiran 1997-2012. 

Hal itu disampaikan Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hariyadi Sukamadani.

"Untuk gen Z ini masa depan kita jadi program paslon nomor urut 3 (Ganjar-Mahfud) akan memberikan ruang luas untuk mendorong lahirnya angkatan kerja yang berkualitas," ungkap Hariyadi dalam talkshow Gen Z Memilih Special bertema Pengusaha Indonesia Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri," Selasa (5/12/2023). 

1. Siapkan lapangan kerja antisipasi ledakan bonus demografi

JANGAN DIPAKE

Dia menjelaskan calon presiden Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk mengejar gap atau selisih antara lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah pekerjanya.

Dalam catatan BPS, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2023 sebanyak 147,71 orang atau mengalami kenaikan sebanyak 3,99 juta orang dibandingkan Agustus 2022. Dari data tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 139,85 juta orang.

Dengan demikian, tidak semua angkatan kerja tersebut terserap di pasar kerja sebagian menjadi pengangguran yaitu sebanyak 7,86 juta orang.

"Jadi yang kami sangat-sangat waspadai adalah ledakan penduduk punya bonus demografi yang tidak bisa tertampung dalam koridor ekonomi yang diharapkan," ucapnya.

2. Butuh program yang realistis untuk serap tenaga kerja

Ilustrasi bursa lowongan kerja. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Hariyadi, jumlah pengangguran di Indonesia selalu berkisar 7,6 hingga 7,9 juta orang. Alhasil dibutuhkan lapangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

TPT hasil Sakernas Agustus 2023 sebesar 5,32 persen. Hal ini berarti  dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 5 orang penganggur. Pada Agustus 2023, TPT mengalami penurunan sebesar 0,54 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2022.

"Jadi kami berpandangannya penyediaan lapangan kerja itu harus dibuat programnya yang realistis.  Realistis itu apa? Kalau kita berharap dengan kondisi undang-undang tenaga kerja yang rigit, maka sulit untuk mendapatkan lapangan kerja formal yang bisa menyerap angkatan kerja," jelasnya.

3. UMK serap banyak tenaga kerja tapi bantuan kredit sulit

Pelaku UMKM sedang mempelajari pembayaran secara digitalisasi di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hariyadi menyampaikan angkatan kerja (sulit) terserap di sektor formal, alhasil yang akan memiliki peran besar untuk menyerap angkatan kerja ini adalah Usaha Kecil Menengah (UKM).

Apalagi berdasarkan data BPS per Agustus, penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 82,67 juta orang (59,11 persen), sedangkan yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 57,18 juta orang  (40,89 persen).

Dibandingkan Agustus 2022, persentase penduduk bekerja pada kegiatan formal mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen.

"Yang bisa menyerap  adalah pada akhirnya UKM atau informal jadi langkahnya apa yang kita lakukan? Kita memanfaatkan dari tenaga kerja magang karena anak-anak lulusan perguruan tinggi Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)  jumlahnya cukup besar," jelasnya.

Menurut Hariyadi, selama ini angkatan kerja dengan pendidikan sarjana hingga SMK sibuk mencari kerja di sektor formal. Namun kenyatannya lapangan kerja yang tersedia pun tak memenuhi.

Oleh karena itu, capres Ganjar-Mahfud akan mencoba mengarahkan anak yang magang di korporasi dialihkan untuk magang ke UMKM.

"Kenapa begitu? karena kami pernah melakukan uji coba dan itu hasilnya cukup bagus. Kami juga akan mendorong perbaikan sistem perbankan dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)," tegasnya.

Dengan begitu, ia berharap sistem perbankan harus lebih kondusif dorong UKM, dan mengejar nilai tambah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us