Garap Proyek yang Dilepas LG, Huayou Bakal Tambah Investasi di RI

- Perusahaan China, Huayou siap gantikan LG dalam proyek hilirisasi baterai di Indonesia setelah investasi besar di Morowali dan Weda Bay.
- Pertemuan langsung dengan jajaran manajemen Huayou telah dilakukan untuk membahas rencana penggantian posisi LG.
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan kesiapan perusahaan asal China, Huayou menggantikan posisi LG dalam proyek hilirisasi baterai di Indonesia.
Rosan menjelaskan, Huayou yang sebelumnya telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi, dan Weda Bay, Maluku Utara, menyatakan minat untuk melanjutkan pengembangan proyek yang sebagian ditinggalkan LG.
"Pada intinya mereka siap untuk masuk, untuk merealisasikan investasi yang memang kita bilangnya grand package nih karena investasi yang besar, dalam rangka merealisasikan rencana dan target yang mungkin kemarin selama 5 tahun terakhir ini tertunda," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
1. Pertemuan dengan Huayou sudah dilakukan

Rosan menuturkan, pihaknya sudah menggelar pertemuan langsung dengan jajaran manajemen Huayou, termasuk pemilik dan chairman perusahaan tersebut. Pertemuan berlangsung pada Sabtu (26/4) malam.
"Kami pun sudah bertemu dengan Huayou, bahkan hari Sabtu ya, Sabtu malam kami bertemu dengan seluruh jajaran Huayou, termasuk owner dan chairman-nya. Itu datang ke kami, kita bertemu, berbicara lebih dalam lagi," paparnya.
Kedua pihak membahas secara lebih mendalam rencana penggantian posisi LG dalam proyek hilirisasi baterai. Pembicaraan lanjutan dijadwalkan digelar pada Mei 2025 untuk memfinalisasi detail kerja sama.
2. Huayou bakal tambah investasi hingga 20 miliar dolar AS

Rosan menjelaskan, Huayou telah berinvestasi di berbagai negara. Dia menyebut, di Indonesia sendiri, perusahaan tersebut sudah berinvestasi dengan nilai mencapai 8,8 miliar dolar AS hingga saat ini.
Lebih lanjut Rosan menyampaikan, Huayou melihat potensi untuk menambah investasi di Indonesia hingga 20 miliar dolar AS. Rinciannya, dijadwalkan akan dipaparkan oleh Huayou sekitar pekan ketiga Mei 2025.
"Huayou ini ke depannya menurut perhitungan mereka bisa akan mencapai 20 miliar dolar tambahan. Nah, itu akan mereka jabarkan untuk proyek berikutnya ini di dalam bulan Mei ini gitu ya. Bulan Mei mungkin minggu ketiga mereka minta waktunya," ujarnya.
Ada dua hal yang akan dijalankan Huayou, yakni melanjutkan proyek LG serta mengembangkan proyek baru. Proyek baru tersebut mencakup pembangunan kawasan industri atau industrial park serupa dengan Morowali dan Weda Bay.
3. Manfaatkan teknologi terbaru dan material lokal

Rosan menegaskan, dalam kerja sama dengan Huayou, pemerintah mendorong penggunaan teknologi terbaru dan terbaik untuk mendukung pengembangan industri baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Dia memastikan, meskipun ada pergantian mitra, industri yang dikembangkan tetap sesuai dengan rencana awal, yakni membangun ekosistem baterai kendaraan listrik berbasis nikel. Menurut Rosan, pemerintah berharap proyek tersebut dapat semakin memaksimalkan penggunaan material lokal, khususnya nikel yang menjadi keunggulan Indonesia.
"Kita melihatnya ini buat kami sih menjadi hal yang positif kok, yang baik karena partner yang berminat juga adalah partner yang sudah berinvestasi di Indonesia selama ini," ujarnya.