Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

GM Investasi Rp14,4 Triliun di Pabrik Mesin New York

Ilustrasi investasi (freepik.com/pikisuperstar)
Ilustrasi investasi (freepik.com/pikisuperstar)
Intinya sih...
  • GM investasi 888 juta dolar AS untuk produksi mesin V8 generasi baru di New York
  • Investasi difokuskan pada truk dan SUV bensin, bukan kendaraan listrik (EV)
  • Keputusan diambil setelah evaluasi pasar EV yang lambat, ditambah pengaruh kebijakan dan tekanan politik

Jakarta, IDN Times - General Motors (GM) mengumumkan investasi sebesar 888 juta dolar Amerika Serikat (AS) (Rp14,4 triliun) untuk meningkatkan kapasitas produksi mesin di fasilitas propulsi Tonawanda, Buffalo, New York. Langkah ini menandai perubahan strategi GM dalam merespons dinamika pasar otomotif global.

Investasi ini difokuskan pada produksi mesin V8 generasi keenam yang lebih hemat bahan bakar untuk truk dan SUV. Keputusan ini mencerminkan respons GM terhadap perlambatan permintaan kendaraan listrik (EV).

1. Pergeseran strategi dari kendaraan listrik

GM membatalkan rencana awal investasi 300 juta dolar AS (Rp4,4 triliun) untuk unit penggerak EV di Tonawanda, dan mengalihkannya untuk pengembangan mesin bensin V8. Keputusan ini diambil setelah mengevaluasi pertumbuhan pasar EV yang tidak sesuai ekspektasi.

“Kami melihat peluang untuk memperkuat portofolio mesin konvensional sambil tetap mendukung transisi ke elektrifikasi,” ujar Presiden GM, Mark Reuss. Ia mengatakan bahwa mesin V8 baru dirancang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Kebijakan New York yang menunda penalti target penjualan EV selama dua tahun turut memengaruhi keputusan ini. Negara bagian juga menawarkan kredit pajak hingga 16,96 juta dolar AS (Rp276,3 miliar) untuk mendukung investasi GM. 

2. Dampak ekonomi dan tenaga kerja

Dilansir CNBC, investasi ini diproyeksikan menjaga serta membuka lapangan kerja di Buffalo. Fasilitas Tonawanda, yang mempekerjakan ribuan pekerja terampil, tetap menjadi pusat produksi utama GM. 

“Kami bangga mendukung komunitas lokal melalui investasi ini. Tonawanda akan tetap menjadi jantung produksi mesin kami, dan pekerja akan dilatih untuk menghadapi teknologi baru.” ujar CEO GM, Mary Barra, dikutip US News.

Langkah ini juga merespons tantangan global, termasuk tarif dagang dari pemerintahan baru AS. GM memperkuat produksi domestik untuk mengurangi ketergantungan impor, terutama setelah kerugian 300 juta dolar AS (Rp4,4 triliun) akibat pelemahan peso Meksiko, dikutip dari Gurufocus.

3. Adaptasi terhadap kebijakan dan pasar

GM terus menyesuaikan portofolio investasinya. Perusahaan sebelumnya menjual saham di pabrik baterai bersama LG Energy Solution di Michigan dan menurunkan target produksi EV. Proyeksi 1 juta unit EV pada 2025 kini dinilai tidak realistis. 

“Kami tetap berkomitmen pada EV, tapi pasar masih menginginkan kendaraan bensin yang andal. Investasi ini memungkinkan kami menjaga keseimbangan.” kata CFO GM, Paul Jacobson, dilansir US News.

Langkah ini juga merupakan respons terhadap tekanan politik, termasuk aturan ketat kendaraan listrik di California. Melalui penguatan produksi mesin di Tonawanda, GM mempertahankan dominasi di segmen truk dan SUV, kontributor utama pendapatan perusahaan di Amerika Utara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us