Hadapi Inflasi Tinggi, Ini Cara Lindungi Kekayaan dengan Investasi

- Investasi jadi tameng lawan inflasiMenurut Brahmantya, bunga tabungan konvensional tidak lagi mampu mengimbangi laju inflasi. Masyarakat didorong untuk melirik instrumen investasi seperti emas, reksa dana, dan trading forex.
- Volatilitas pasar beri peluang tradingKenaikan harga pangan dapat melemahkan daya beli, tapi volatilitas pasar bisa menjadi peluang bagi trader yang mengerti pergerakan nilai mata uang. Peluang trading dapat digunakan sebagai strategi hedging atau perlindungan nilai kekayaan.
Jakarta, IDN Times - Indonesia memasuki kuartal akhir tahun dengan lonjakan inflasi yang patut diwaspadai, khususnya pada sektor pangan. Inflasi adalah kondisi kenaikan harga yang mengakibatkan penurunan daya beli mata uang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2025 berada di angka 2,65 persen, mengalami kenaikan signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya 2,31 persen.
Sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi dengan kenaikan mencapai 5,01 persen yoy. Tingginya inflasi di kelompok itu dipicu oleh meroketnya harga komoditas utama seperti cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras.
“Inflasi pangan adalah sinyal langsung yang dirasakan masyarakat. Ketika harga bahan pokok naik, bukan hanya dapur yang terpengaruh tetapi juga kestabilan ekonomi rumah tangga,” kata Financial Analyst Finex, Brahmantya Himawan, dikutip Kamis (6/11/2025).
1. Investasi jadi tameng lawan inflasi

Menurut Brahmantya, ketika bunga tabungan konvensional tidak lagi mampu mengimbangi laju inflasi, masyarakat bisa untuk mulai melirik instrumen investasi yang bisa menjadi penangkal inflasi (inflation hedge).
Beberapa instrumen yang dimaksud termasuk emas, reksa dana, dan trading forex yang menawarkan fleksibilitas tinggi dalam merespons perubahan nilai tukar global.
“Di balik tantangan ini, ada peluang bagi masyarakat untuk memperkuat literasi finansial dan memahami bagaimana pasar keuangan bisa digunakan untuk melindungi nilai Investasi," sebutnya.
2. Volatilitas pasar beri peluang trading

Dia menyebut, meskipun kenaikan harga pangan dapat melemahkan daya beli, kondisi volatilitas justru dapat menjadi peluang bagi trader yang mengerti pergerakan nilai mata uang.
Brahmantya mencontohkan, saat inflasi meningkat dan nilai Rupiah melemah terhadap dolar AS, terbuka peluang trading yang dapat digunakan sebagai strategi hedging atau perlindungan nilai kekayaan. Hal sebagai penekanan atas pentingnya strategi hedging di tengah tekanan inflasi.
"Ketika inflasi meningkat dan rupiah melemah terhadap dolar AS, peluang trading terbuka untuk melindungi nilai kekayaan," paparnya.
3. Tiga langkah yang disarankan untuk hadapi inflasi

Finex, broker Forex teregulasi yang diawasi Bappebti itu mendorong masyarakat untuk mengambil tiga langkah adaptif. Langkah pertama adalah mengubah pola konsumsi tanpa mengurangi kualitas hidup, misalnya dengan lebih memanfaatkan produk lokal dan musiman.
Kedua, masyarakat disarankan untuk membangun diversifikasi pendapatan dan dana proteksi, agar tidak hanya bergantung pada satu sumber penghasilan. Terakhir, Brahmantya mengimbau untuk memanfaatkan peluang di pasar keuangan global dengan landasan analisis dan manajemen risiko yang terukur.
Dengan inflasi yang masih terkendali namun memiliki potensi peningkatan dari sisi pangan, edukasi finansial menjadi krusial untuk menjaga kesejahteraan.
"Melawan inflasi bukan berarti menolak perubahan, tetapi belajar menungganginya. Dengan pemahaman finansial dan disiplin, setiap individu bisa menjadikan tantangan ini sebagai kesempatan," ujarnya.







.jpg)









