Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon 

Pertamina dan Chevron manfaatkan teknologi panas bumi baru

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) akan menggandeng Chevron Corporation (NYSE: CVX) melalui anak perusahaannya yakni Chevron New Ventures Pte Ltd (Chevron). Kerja sama ditempuh sebagai upaya untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan kerja sama bertujuan untuk melayani konsumen dalam negeri dan potensi konsumen regional. Untuk itu, Chevron dan Pertamina berencana untuk mempertimbangkan teknologi panas bumi baru (novel geothermal), penyeimbangan karbon (carbon offsets) melalui solusi berbasis alam.

“Pertamina terus berkomitmen untuk mempercepat transisi energi sesuai dengan target pemerintah. Kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Pertamina dan Chevron untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing, serta mengembangkan proyek dan solusi energi rendah karbon untuk mendorong kemandirian dan ketahanan energi dalam negeri,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Jumat (13/5/2022).

Baca Juga: Arti Kode SPBU Pertamina, 31, 34, dan 54, Gak Semua Milik Pertamina!

1. Kerja sama wujudkan target net zero emission

Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon Chevron Corporation (NYSE: CVX) melalui anak perusahaannya, Chevron New Ventures Pte. Ltd. (Chevron), dan PT Pertamina (Persero) dari Indonesia, hari ini mengumumkan kerja sama untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia. (dok. Pertamina)

Dalam kerja sama tersebut, Nicke juga menyinggung soal upaya penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, dan storage (CCUS) antara kedua korporasi. Ditambah pengembangan, produksi, penyimpanan, dan transportasi hidrogen dengan rendah karbon (lower carbon hydrogen).

"Kerja sama antara Chevron dan Pertamina ini merupakan bagian dari upaya kedua perusahaan untuk mendukung target net zero emission Pemerintah Indonesia pada tahun 2060. Adapun Pertamina berkomitmen meningkatkan bauran energi terbarukan dari 9,2 persen pada tahun 2019 menjadi 17,7 persen di tahun 2030," sambung Nicke.

Baca Juga: Bye Chevron! Pengelolaan Blok Rokan Resmi ke Pangkuan Pertamina

2. Pertamina punya kapasitas geothermal capai 1.877 MW

Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berhasil memproduksi listrik dari sumber energi bersih atau energi terbarukan sebesar 4.618 Giga Watt Hour sepanjang tahun 2020. (Dok. Pertamina)

Indonesia, sebagai negara kedua terbesar yang memiliki kapasitas terpasang panas bumi telah mengembangkan geothermal sejak tahun 1974. Saat ini, melalui Subholding Power & NRE, Pertamina memiliki total kapasitas terpasang Geothermal mencapai 1.877 MW yang berasal dari 13 area kerja Geothermal, di mana 672 MW berasal dari area kerja yang dioperasikan sendiri dan 1.205 merupakan kontrak operasi bersama (joint operation contract/JOC).

"Area kerja yang dioperasikan sendiri dengan total kapasitas 672 MW tersebut mencakup Area Sibayak 12 MW, Area Lumut Balai 55 MW, Area Ulubelu 220 MW, Area Kamojang 235 MW, Area Karaha 30 MW, dan Area Lahendong 120 MW," imbuh Nicke.

3. Pertamina diversifikasi pengembangan geothermal

Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berhasil memproduksi listrik dari sumber energi bersih atau energi terbarukan sebesar 4.618 Giga Watt Hour sepanjang tahun 2020. (Dok. Pertamina)

Selain itu, Pertamina juga melakukan diversifikasi pengembangan geothermal. Salah satunya, yang saat ini tengah berjalan sebagai pilot project, adalah green hydrogen yang dikembangkan di Area Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari. Ada pula brines to power yang dikembangkan di Area Lahendong serta memiliki potensi kapasitas 200 MW dari beberapa area kerja lainnya.

"Pertamina juga tengah mengembangkan penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization, and Storage (CCUS) sebagai salah satu strategi perseroan mengurangi emisi karbon di dua lapangan migas yakni Gundih dan Sukowati. Pertamina juga sedang mengkaji komersialisasi penerapan teknologi CCUS di wilayah Sumatra," ungkap Nicke.

Baca Juga: Menuju Net Zero Emission, Indonesia Siapkan Energi Ramah Lingkungan 

4. Chevron fokus hasilkan model bisnis rendah karbon

Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. (Dok. SKK Migas)

Sementara itu, Presiden Chevron New Energies Jeff Gustavson melalui potensi kerja kami di Indonesia, dan seluruh kawasan Asia Pasifik, jawatannya berharap dapat menyediakan energi yang terjangkau, andal, dan selalu bersih, serta membantu industri dan konsumen untuk mencapai tujuan rendah karbon.

“Kami sangat antusias dalam membangun sejarah Chevron hingga hampir 100 tahun di Indonesia. MoU ini menunjukkan komitmen Chevron dan Pertamina untuk terus mengidentifikasi peluang rendah karbon melalui kolaborasi dan kemitraan antara Chevron, perusahaan energi nasional, dan pemerintah, yang masing-masing memiliki kepentingan bersama dalam mendorong transisi energi nasional,” ungkap Gustavson.

5. Indonesia punya roadmap wujudkan transisi energi terbarukan

Pertamina Gandeng Chevron Kembangkan Bisnis Energi Rendah Karbon Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Pemerintah Indonesia sendiri sudah memiliki peta jalan transisi energi yang tertuang dalam Grand Strategy Energi Nasional. Dalam peta jalan tersebut, penggunaan energi terbarukan ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025 .

Adapun pemerintah menyadari pentingnya pendekatan yang bersifat kolaboratif untuk mencapai tujuan rendah karbon.

“Tentunya, upaya untuk meningkatkan proyek energi rendah karbon tidak bisa dilakukan sendiri. Kami harap perusahaan minyak dan gas kelas dunia, seperti Pertamina dan Chevron, dapat bermitra untuk memangkas emisi karbon dan mendorong transisi energi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Indonesia,” ujar Menko Marves Luhut B. Pandjaitan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya