Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PHOTO-2025-08-08-15-18-23.jpeg
Kantor pusat PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank). (dok. Hana Bank)

Intinya sih...

  • Tahun 2026 diperkirakan akan membawa berbagai dinamika ekonomi mulai dari penurunan suku bunga di negara-negara besar, tarif bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya risiko geopolitik.

  • BEI memprediksi pada akhir 2025 akan terjadi pemulihan sentimen di pasar modal.

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi lampaui 5 persen pada akhir 2025

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) kembali menyelenggarakan Hana Bank Economic Outlook yang akan membahas prediksi dinamika 2026.

Direktur Utama Hana Bank, Ko Yung Ryul menyampaikan 2026 diperkirakan akan membawa berbagai dinamika ekonomi mulai dari penurunan suku bunga di negara-negara besar, tarif bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya risiko geopolitik.

Berbagai tantangan itu akan menjadi fokus pembahasan dalam acara bertema Indonesia in A Shifting World: Geopolitical, Capital Market, and the Global Economy 2026.

“Kami berharap seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para nasabah dalam memahami prospek ekonomi tahun 2026 dan merumuskan strategi bisnis di Indonesia," kata Ko Yung Ryul dikutip Rabu, (5/11/2025).

1. Mengintip peluang pemulihan sentimen di pasar modal

Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dalam acara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman memaparkan pasar modal Indonesia menunjukkan pemulihan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tumbuh 16,83 persen sejak awal 2025 hingga 24 Oktober 2025 (year- to-date/ytd), dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp16,46 triliun, dan investor aktif harian 232 ribu orang. Pertumbuhan IHSG tersebut merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Iman menambahkan, kepemilikan institusi domestik juga menunjukkan peningkatan sejak awal 2025, dengan investor ritel masih mendominasi transaksi saham.

Menjelang akhir tahun, dia memperkirakan, ada potensi pemulihan sentimen pasar domestik yang didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga.

2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi lampaui 5 persen

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui 5 persen pada akhir 2025. Prediksi itu mempertimbangkan asumsi belanja pemerintah mampu direalisasikan secara optimal.

Dia menekankan pentingnya paket kebijakan yang akan direalisasikan pada kuartal IV-2025 yang mencakup bantuan pangan, padat karya, insentif PPh 21, dan diskon tarif transportasi selama liburan akhir tahun. Yunarto menambahkan, tren perdagangan umum dan neraca perdagangan yang positif juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan.

3. Libatkan pelaku industri

PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) membagikan undangan Mnet Asian Music Awards (MAMA Awards) 2025 di Hong Kong untuk nasabahnya. (dok. Hana Bank)

Kembali ke Ko Yung Ryul, dia mengatakan Economic Outlook itu dihadiri oleh 300 nasabah dan mitra bisnis Hana Bank yang mewakili berbagai sektor industri.

"Hana Bank terus berkomitmen menjadi mitra yang terpercaya, memberikan dukungan yang optimal, tumbuh bersama nasabah, dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Ko Yung Ryul.

Editorial Team