OECD Naikkan Proyeksi Ekonomi RI, Tumbuh 4,9 Persen pada 2025 dan 2026

- OECD merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen pada tahun 2025 dan 2026.
- Inflasi Indonesia diproyeksi capai 1,9 persen di akhir tahun 2025 dan meningkat menjadi 2,7 persen pada 2026.
- Pemerintah akan tetap waspada dengan perkembangan ekonomi global karena kinerja ekonomi Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global.
Jakarta, IDN Times - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam laporan bertajuk OECD Economic Outlook – Interim Report September 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,9 persen pada tahun 2025 Angka tersebut lebih tinggi 0,2 poin persentase dibandingkan laporan sebelumnya yang dirilis pada Juni 2025. Sementara untuk 2026, OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,9 persen, naik 0,1 poin persentase dari proyeksi sebelumnya.
“Pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dan investasi publik yang kuat diperkirakan akan mendukung perekonomian Indonesia, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4,9 persen diproyeksikan untuk tahun 2025 dan 2026,” tulis OECD dalam laporannya, dikutip Rabu (24/9/2025).
1. Inflasi Indonesia diproyeksi capai 1,9 persen di akhir tahun

Namun, terdapat catatan lain yang perlu diperhatikan, yakni terkait dengan proyeksi inflasi yang diperkirakan akan mengalami kenaikan. OECD memproyeksikan inflasi Indonesia mencapai 1,9 persen pada tahun 2025, dan meningkat menjadi 2,7 persen pada 2026, seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
Perkembangan harga juga menunjukkan pola yang sangat bervariasi di negara-negara berkembang. Di Indonesia, inflasi baru-baru ini mengalami kenaikan dari level yang relatif rendah. Sementara itu, di negara seperti Argentina dan Turki, inflasi justru terus menunjukkan penurunan.
Bila mengacu data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2025 tercatat deflasi 0,08 persen. Secara tahunan atau year on year, inflasi terjadi 2,31 persen. Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran/
2. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksi capai 3,2 persen tahun ini

Di level global, OECD juga mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9 persen menjadi 3,2 persen. Organisasi berbasis di Paris itu menyebut perekonomian global terbukti lebih tangguh dari perkiraan meski ada ancaman tarif tinggi di bawah kebijakan Trump.
Peningkatan produksi dan perdagangan barang sebelum penerapan tarif AS yang lebih tinggi merupakan sumber dukungan yang penting, dengan pertumbuhan produksi industri pada paruh pertama tahun ini melampaui laju rata-rata tahun 2024 di sebagian besar negara G20.
Sementara itu, pertumbuhan investasi yang kuat di sektor teknologi tinggi juga mendorong aktivitas di Amerika Serikat dan Jepang. Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi swasta telah melemah di Amerika Serikat, serta di beberapa negara zona euro seperti Prancis dan Italia.
3. Pemerintah pantau pegerakan ekonomi global

Menanggapi proyeksi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan kinerja ekonomi Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global. Oleh karena itu, pemerintah akan tetap waspada dengan perkembangan ekonomi global.
“Kita lihat dulu ke depannya. Kalau global baik, Indonesia juga akan baik,” ujar Airlangga.