Harga Beras hingga Sekolah Naik Dongkrak Inflasi Juli

- Kelompok makanan dan perawatan pribadi jadi penyumbang terbesar
- Sebagian besar kelompok pengeluaran alami kenaikan harga
- Inflasi tahunan mencapai 2,37 persen pada Juli
Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengungkapkan sejumlah komoditas menjadi penyumbang utama inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Juli 2025.
"Beberapa catatan peristiwa penting yang dapat berpengaruh terhadap indikator-indikator harga sepanjang Juli 2025. Yang pertama, terkait produksi beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit yang menurun dibandingkan Juni 2025," katanya dalam konferensi pers Jumat (1/8/2025).
Komoditas yang dominan mendorong inflasi bulanan di antaranya adalah beras, tomat, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, jengkol, ikan segar, rokok sigaret kretek mesin (SKM), bahan bakar rumah tangga, dan bensin.
"Kemudian kedua, untuk tahun ajaran 2025 hingga 2026, sebagian besar sekolah baik SD, SMP, SMA di Indonesia memulai ajaran baru pada pertengahan Juli 2025," ujar Pudji.
1. Kelompok makanan dan perawatan pribadi jadi penyumbang terbesar

Pada Juli, dalam rincian sumbangan inflasi tahunan (year-on-year/yoy), BPS mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor terbesar dengan andil 1,08 persen. Diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,57 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, hingga bahan bakar rumah tangga sebesar 0,26 persen.
Kelompok lainnya yang turut memberikan sumbangan inflasi adalah:
Kelompok pendidikan: 0,11 persen
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran: 0,19 persen
Kelompok pakaian dan alas kaki: 0,05 persen
Kelompok kesehatan: 0,06 persen
Kelompok transportasi, rekreasi, dan budaya: masing-masing 0,02 persen
2. Sebagian besar kelompok pengeluaran alami kenaikan harga

BPS menjelaskan inflasi yoy Juli 2025 terjadi akibat kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran. Di antaranya:
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau: naik 3,75 persen
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 9,00 persen
Kelompok pendidikan: naik 1,95 persen
Kelompok kesehatan: naik 1,94 persen
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: naik 1,65 persen
Pakaian dan alas kaki: 1,00 persen
Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,05 persen
Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,86 persen
Transportasi: 0,12 persen
Perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga: 0,52 persen
3. Inflasi tahunan mencapai 2,37 persen pada Juli

BPS mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,37 persen. Pudji menyampaikan kenaikan tersebut tercermin dari meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 108,60 pada Juli 2025.
Sementara itu, inflasi bulanan (month-to-month/mtm) tercatat sebesar 0,30 persen, dan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 1,69 persen. Data tersebut diperoleh dari pemantauan harga yang dilakukan di 150 kabupaten/kota.
"Secara year on year, terjadi inflasi sebesar 2,37 persen dan secara tahun kalender atau year-to-date, terjadi inflasi sebesar 1,69 persen," kata Pudji.