Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Emas Melambung, 2 Saham Tambang Bisa Jadi Incaran

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Intinya sih...
  • Harga emas telah menembus rekor baru di 3.595 dolar AS per troy ounce seiring meningkatnya permintaan safe haven.
  • Penguatan harga emas didorong oleh kombinasi risiko kebijakan tarif Trump, isu independensi The Fed, serta pelemahan data ketenagakerjaan AS.
  • Saham-saham berbasis emas berpotensi melanjutkan momentum penguatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Harga emas global mencapai rekor tertinggi 3.595 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce, dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS yang memberikan angin segar bagi sektor pertambangan emas Indonesia. Kondisi ini membawa implikasi positif bagi pasar domestik, dengan potensi masuknya aliran modal ke Indonesia.

Sektor emas dan saham-saham intensif modal menjadi sorotan karena diperkirakan akan mendapat keuntungan dari penurunan suku bunga. Untuk diketahui, emas menjadi instrumen yang paling disorot di pasar global.

Harga emas bahkan telah menembus rekor baru di 3.595 dolar AS per troy ounce seiring meningkatnya permintaan safe haven. Penguatannya didorong oleh kombinasi risiko kebijakan tarif Trump, isu independensi The Fed, serta pelemahan data ketenagakerjaan AS.

Nonfarm Payroll (NFP) Agustus hanya +22k (vs konsensus 75k) dengan pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi sejak 2021. Kondisi ini mendorong repricing agresif terhadap kebijakan moneter AS, yakni probabilitas pemangkasan 25 bps September naik ke 89 persen, bahkan peluang pemangkasan 50 bps kini terbuka menjadi 11 persen.

1. Fokus pasar pada pekan ini

apa saja kebijakan The Fed
ilustrasi the fed (wikimedia commons/AgnosticPreachersKid)

Implikasi bagi pasar domestik relatif konstruktif. Pelemahan data tenaga kerja AS meningkatkan peluang penurunan Fed Fund Rate (FFR), sehingga memperluas ruang capital inflow ke emerging markets, termasuk Indonesia.

Fokus minggu ini akan tertuju pada rilis CPI AS (konsensus: 2,9 persen yoy) yang menjadi kunci sebelum FOMC 17 September 2025, serta data inflasi China (konsensus: deflasi -0,2 persen yoy). Sementara itu, kenaikan yield JGB tenor 30 tahun menambah layer risiko global karena berpotensi membalik arah carry trade, sehingga arus modal keluar dari emerging markets perlu diantisipasi.

2. Proyeksi pergerakan IHSG pekan ini

ilustrasi IHSG (IDN Times/Muhammad Surya)
ilustrasi IHSG (IDN Times/Muhammad Surya)

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menegaskan dengan mempertimbangkan keseimbangan faktor domestik dan eksternal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diproyeksikan akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan range support di 7.680 dan resistance 8.000.

“Katalis utama datang dari ekspektasi pelonggaran moneter The Fed, ditopang inflasi domestik yang terkendali dan momentum perbaikan sektor manufaktur,” kata Imam, dikutip Senin (8/9/2025).

Penguatan pekan ini terjadi setelah ada tekanan terhadap IHSG pada pekan lalu yang lebih banyak dipicu faktor politik domestik, tercermin dari koreksi intraday lebih dari 3,5 persen di awal pekan disertai outflow asing  lebih dari Rp2 triliun.

Namun demikian, fundamental makro domestik pada pekan lalu relatif solid. Inflasi Agustus tercatat 2,31 persen yoy, masih inline dengan target BI (2,5 persen ±1 persen), menandakan daya beli tetap terjaga. Di sisi lain, PMI Manufaktur kembali ke area ekspansif (51,5) setelah empat bulan kontraksi, yang menjadi sinyal awal pemulihan aktivitas produksi.

3. Rekomendasi saham pekan ini

ilustrasi saham (unsplash.com/Teddy GR)
ilustrasi saham (unsplash.com/Teddy GR)

Berbicara tentang potensi market pada pekan ini, Imam menilai sektor komoditas emas masih akan menjadi salah satu sektor yang menarik perhatian investor.

Sentimen utama datang dari melemahnya data tenaga kerja AS yang berimplikasi pada meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed, serta penguatan harga emas global yang kembali menembus rekor baru. Dengan kondisi tersebut, Imam melihat saham-saham berbasis emas berpotensi melanjutkan momentum penguatannya.

Berikut tiga rekomendasi saham pekan ini dari IPOT:

1. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Sektor komoditas emas masih akan menjadi salah satu sektor yang menarik perhatian investor. Sentimen utama datang dari melemahnya data tenaga kerja AS yang berimplikasi pada meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed, serta penguatan harga emas global yang kembali menembus rekor baru. Dengan kondisi tersebut IPOT melihat saham-saham berbasis emas berpotensi melanjutkan momentum penguatannya.

2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Seperti halnya MDKA, ANTM diprediksi akan terus menarik perhatian investor. Saham ini didukung oleh dua sentimen utama, yakni pelemahan data ketenagakerjaan AS yang meningkatkan kemungkinan The Fed memangkas suku bunga, serta harga emas global yang kembali mencetak rekor baru. IPOT melihat ANTM yang terkait emas berpeluang melanjutkan tren penguatannya.

3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

Di luar sektor emas, IPOT menilai emiten-emiten yang termasuk kategori capital intensive berpotensi mendapat sentimen positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Penurunan suku bunga global akan menurunkan biaya pendanaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan valuasi dan daya tarik saham-saham di sektor ini. Salah satu saham yang kami soroti adalah TLKM.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Makin Panas, Harga Emas Cetak Rekor Rp2,08 Juta!

09 Sep 2025, 09:45 WIBBusiness