Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Minyak Terus Anjlok, Defisit RI Bisa Bertambah Rp12,2 T

Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Harga minyak mentah dunia terus mengalami pelemahan. Hal itu diakibatkan oleh lumpuhnya kegiatan ekonomi secara global akibat wabah virus corona (COVID-19). 

Harga minyak mentah terus menurun sejak Senin (13/4), terutama jenis West Texas Intermediate (WTI) yang disebabkan oleh permintaan global yang semakin menurun dan sentimen negatif yang berasal dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang kontraktif. 

Harga WTI kontrak Mei berada pada level negatif (sempat  -37 dolar AS per barel). Produsen harus segera menyerahkan stok kepada konsumen karena faktor penyimpanan yang terbatas. Namun, hal ini diperkirakan berdampak secara jangka pendek, mengingat harga jual WTI kontrak pada Juni masih berkisar pada 20 dolar AS per barel. 

1. Penurunan harga minyak bakal terdampak pada defisit APBN Indonesia

IDN Times/Arief Rahmat

Saat ini, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) masih sedikit di atas harga minyak Brent. Bila harga minyak terus mengalami pelemahan, hal itu akan berdampak pada ICP. 

Perubahan ICP akan berdampak terhadap APBN, mengingat baseline asumsi harga ICP dalam Perpres 54/2020 ialah US$38/barel untuk harga rata-rata sepanjang tahun 2020.

"Jika harga terus mengalami penurunan sehinga ICP menjadi US$30,9/barrel (rata-rata setahun) maka defisit diperkirakan bertambah Rp12,2 triliun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan resminya, Rabu (22/4). 

"Pemerintah terus melakukan pemantauan untuk melakukan kebijakan antisipatif termasuk pengendalian defisit, salah satunya melalui evaluasi atas belanja non-produktif, dan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk menjaga kesinambungan fiskal dan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

2. Pertama kali dalam sejarah, harga minyak anjlok di bawah nol dolar AS

Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) , West Texas Intermediate (WTI) anjlok di bawah nol dolar AS pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Dilansir dari Antara, Selasa kemarin, harga minyak WTI untuk pengiriman Mei merosot 55,9 dolar AS atau lebih dari 305 persen, menjadi menetap di -37,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh titik terendah sepanjang masa -40,32 dolar AS per barel.

Kejatuhan harga minyak AS WTI ini terjadi karena kelebihan pasokan yang disebabkan oleh virus corona. Para pedagang yang putus asa membayar untuk menyingkirkan minyak yang kontraknya akan berakhir Selasa.

 

3. Respons pemerintah soal penurunan harga BBM

IDN Times/Dwi Agustiar

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, pemerintah terus mencermati perkembangan global tersebut, sekaligus mempertimbangkan kondisi energi di dalam negeri.

"Terkait harga BBM, saat ini Pemerintah masih mencermati dan mengevaluasi terkait perkembangan harga minyak, termasuk rencana pemotongan produksi minyak OPEC+ mulai bulan depan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4).

Agung menambahkan, pemerintah juga mempertimbangkan pelemahan kurs rupiah yang melemah dan konsumsi BBM yang mengalami penurunan signifikan.

"Bahkan di beberapa kota seperti Jakarta penurunan hingga 50 persen. Pemerintah memonitor perkembangan ini yang mana sebelumnya telah 2 kali dilakukan penurunan harga BBM JBU (pertamax cs) pada awal tahun 2020," tutur Agung.

Agung mengklaim bahwa saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us