Harga Minyak Turun, Pendapatan Pertamina Susut 11 Persen

- Pendapatan Pertamina turun 11 persen akibat penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) di 2023.
- Meskipun penurunan ICP sebesar 20 persen, penurunan pendapatan Pertamina hanya sebesar 11 persen.
- EBITDA meningkat 6 persen dan laba bersih naik 17 persen, menunjukkan peningkatan profitabilitas perusahaan meskipun menghadapi tantangan global.
Jakarta, IDN Times - Pendapatan PT Pertamina (Persero) menurun 11 persen imbas penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) di 2023.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan ICP turun 20 persen dari tahun sebelumnya, dengan harga rata-rata tertimbang sebesar 97 dolar AS per barel pada 2022 menjadi 78 dolar AS per barel pada 2023. Akibatnya, pendapatan Pertamina menurun.
“Jadi cukup dalam menurunnya (harga minyak mentah Indonesia) dibandingkan 2022, oleh karena itu revenue menurun 11 persen,” kata Emma dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (11/6/2024).
1. Penurunan pendapatan masih mampu direm

Meski terjadi penurunan ICP yang cukup dalam, Emma menekankan penurunan pendapatan hanya sebesar 11 persen. Hal itu menunjukkan dampak penurunan ICP pada pendapatan Pertamina dapat ditekan.
“Jadi terlihat meskipun ICP menurun 20 persen, namun di level revenue kita hanya terhantam 11 persen penurunan revenue-nya. Jadi masih bisa ditahan di level 11 persen,” ujarnya.
2. EBITDA meningkat di tengah pelemahan rupiah dan penurunan ICP

Di lain sisi, Emma menyampaikan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) berhasil meningkat sebesar 6 persen, mencapai angka 14,3 miliar dolar AS. Selain itu, laba bersih meningkat sebesar 17 persen, mencapai 4,4 miliar dolar AS.
“Kita cukup bisa menahan dan justru malah meningkatkan EBITDA di level 6 persen di tengah pelemahan rupiah dan juga penurunan ICP yang menjadi key revenue driver dari Pertamina Group,” tutur dia.
3. Laba Pertamina naik 17 persen meski pendapatan turun

Di tengah pelemahan kurs rupiah sebesar 3 persen dan penurunan ICP sebesar 20 persen, Pertamina berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17 persen.
Emma menegaskan capaian tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya peningkatan kinerja operasional. Meskipun menghadapi tantangan global yang memengaruhi pendapatan, Pertamina tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan.
“Kita berhasil membukakan laba bersih meningkat dari tahun 2022 itu sebesar 3,81 miliar dolar AS menjadi 4,44 miliar dolar AS atau ekuivalen sebesar Rp62 triliun,” tambah Emma.