Harga Mobil Bekas AS Melonjak, Tarif Impor Picu Volatilitas Pasar

- Harga mobil bekas naik signifikan akibat penyesuaian musiman dan volatilitas pasar setelah pengumuman tarif baru pada April 2025.
- Data Trading Economics menunjukkan kenaikan harga seluruh segmen kendaraan, mulai dari mobil mewah hingga sedan menengah.
Jakarta, IDN Times - Pasar otomotif Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan harga mobil bekas terbesar dalam hampir tiga tahun terakhir, pada Selasa (8/7/2025). Indeks Manheim Used Vehicle Value Index (MUVVI) naik 1,6 persen secara musiman dari Mei ke Juni 2025 dan melonjak 6,3 persen dibandingkan Juni 2024, menandai kenaikan tahunan terbesar sejak Agustus 2022.
Pada Rabu (9/7), indeks tersebut mencapai angka 208,5, tertinggi sejak Oktober 2023. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar akibat kebijakan tarif impor kendaraan yang diberlakukan Presiden Donald Trump sejak April 2025.
1. Lonjakan harga wholesale di tengah tekanan tarif

Cox Automotive merilis data harga mobil bekas di lelang wholesale naik signifikan. Kenaikan ini dipicu oleh penyesuaian musiman dan volatilitas pasar setelah pengumuman tarif baru pada April 2025.
“Tren apresiasi wholesale lebih volatil di kuartal kedua karena tarif sangat memengaruhi penjualan dan pasokan mobil baru, yang akhirnya berdampak ke pasar mobil bekas,” ujar Jeremy Robb, Senior Director Economic and Industry Insights Cox Automotive.
Pada Juni 2025, data Trading Economics menunjukkan seluruh segmen kendaraan, mulai dari mobil mewah hingga sedan menengah, mengalami kenaikan harga. Mobil mewah naik 1,2 persen, truk 1,1 persen, SUV dan mobil kompak 1,0 persen, serta sedan menengah 0,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
2. Dampak tarif impor terhadap pasar mobil bekas

Pada April 2025, pemerintah AS resmi memberlakukan tarif 25 persen untuk kendaraan dan suku cadang impor. Kebijakan ini menyebabkan harga mobil baru melonjak, sehingga banyak konsumen beralih ke pasar mobil bekas.
“Tarif ini membuat harga mobil baru rata-rata naik dari 48 ribu dolar AS (Rp780,2 juta) menjadi 54 ribu dolar AS (Rp877,7 juta), sehingga permintaan mobil bekas meningkat pesat,” ucap Chief Economist Cox Automotive, Jonathan Smoke.
Laporan Assurant pada Mei 2025, mencatat lonjakan penjualan mobil sebelum tarif berlaku, diikuti penurunan pasokan di dealer. Konsumen berlomba membeli mobil sebelum harga naik, sementara dealer kini menghadapi stok yang menipis dan harga yang kian tinggi.
3. Penurunan pasokan dan kenaikan permintaan

Edmunds melaporkan rata-rata harga transaksi mobil bekas usia tiga tahun menembus 30 ribu dolar AS (Rp487,6 juta) di kuartal pertama 2025, tertinggi sejak 2023.
“Penurunan jumlah mobil bekas dari leasing akibat pandemi dan krisis chip membuat pasokan makin terbatas, sehingga harga naik tajam,” kata Ivan Drury, Director of Insights Edmunds.
Cox Automotive menjelaskan bahwa permintaan retail tetap kuat meski pasokan mobil bekas dari leasing menurun.
“Penjualan retail masih lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya, dan pasokan off-lease yang terus turun akan mendukung harga tetap tinggi,” ujar Jeremy Robb.