Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Pangan di China Naik Setiap Pekan pada Oktober

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)
Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times – Harga makanan dan komoditas lainnya di China naik dengan cepat pada Oktober lalu. Hal ini menimbulkan tantangan bagi pembuat kebijakan yang bertugas menjaga pertumbuhan tetap stabil.

Menurut data produk pertanian yang dapat dimakan dari Kementerian Perdagangan negara itu, harga pangan di China naik setiap minggu di bulan Oktober.

Harga sekeranjang sayuran yang terdiri dari 30 jenis sayur mencapai 5,99 yuan per kilogram (2,06 dolar AS per pon) di pekan yang berakhir 31 Oktober. Ini berarti naik 6,6 persen dari minggu sebelumnya. Dalam pekan yang berakhir 26 September, harga per kilogramnya adalah 4,39 yuan (1,51 dolar AS per pon).

1. Langkah mencegah stagflasi

Ilustrasi kondisi perekonomian masyarakat. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi kondisi perekonomian masyarakat. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Bruce Pang, kepala penelitian makro dan strategi di China Renaissance, mengatakan bahwa tekanan inflasi dan pengetatan jalur kebijakan moneter negara lain akan membatasi ruang lingkup yang dimiliki China untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

“Kemampuan terbatas untuk melonggarkan kebijakan moneter berarti China akan membutuhkan lebih banyak dukungan dari kebijakan fiskal dan industri untuk mencegah stagflasi,” kata Pang. Ia memperkirakan ekonomi masih bisa tumbuh sekitar 4 persen hingga 5 persen pada kuartal keempat.

Stagflasi adalah fenomena ekonomi di mana harga naik tetapi aktivitas bisnis mengalami stagnasi, yang menyebabkan tingginya pengangguran dan berkurangnya daya beli konsumen.

2. Data inflasi makanan dihapus

Ilustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Laporan mingguan terbaru dari Kementerian Perdagangan China mengkonfirmasi ada tren kenaikan harga pangan. Tetapi data yang dirilis Selasa sore telah dihapus dari situs kementerian pada Rabu pagi.

Data itu telah menunjukkan bahwa ada kenaikan harga pangan sebesar 3,7 persen pada pekan yang berakhir 31 Oktober dari minggu sebelumnya. Di mana harga daging babi naik 10,6 persen dan telur ayam naik 6,4 persen, menurut laporan data yang tersedia di Surat kabar Partai Komunis China People's Daily.

Kenaikan harga pangan secara keseluruhan melanjutkan kenaikan 4,3 persen yang tercatat pada minggu sebelumnya.

Data inflasi resmi untuk Oktober akan dirilis pada 10 November.

3. Konsumen di bawah tekanan

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sementara itu, indeks harga konsumen, yang mengukur biaya untuk konsumen, kemungkinan akan tumbuh dua kali lipat pada Oktober. Ini sebagian besar didorong oleh rebound tajam dalam inflasi makanan, karena harga sayuran melonjak karena pasokan berkurang akibat cuaca buruk.

“Lebih dari mengimbangi harga daging babi yang lemah,” kata Ekonom Morgan Stanley Robin Xing dan timnya dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis.

Namun, prediksi mereka tentang kenaikan indeks harga konsumen 1,5 persen tahun-ke-tahun di bulan Oktober tetap relatif rendah. Xing mencatat permintaan konsumen yang “lemah”, terutama karena pihak berwenang mengumumkan pembatasan perjalanan yang lebih ketat untuk mengendalikan lonjakan kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir.

Pada September, kenaikan indeks harga konsumen turun sebesar 0,7 persen dari tahun lalu dipengaruhi oleh penurunan harga pangan sebesar 5,2 persen. Indeks harga produsen, ukuran biaya produksi untuk pabrik, naik dengan rekor 10,7 persen pada September dari tahun lalu. Melonjaknya biaya bahan baku telah mengurangi keuntungan produsen.

“Indeks harga produsen kemungkinan mencapai rekor baru dengan antara pertumbuhan 11 persen hingga 12 persen tahun-ke-tahun di bulan Oktober,” kata Pang. Itu berdasarkan perhitungannya dari data yang dirilis selama akhir pekan sebagai bagian dari Indeks Manajer Pembelian resmi untuk bulan Oktober.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us