Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India Sedot Investasi Asing Rp327 Triliun Langsung dalam 3 Bulan

Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Twitter.com/N_RamchanderRao)

Jakarta, IDN Times – India menarik masuk investasi asing langsung (FDI) sebesar 22,53 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama tiga bulan pertama tahun fiskal yang dimulai pada 1 April 2021. Angka itu setara sekitar hampir Rp327 triliun.

Menurut pemerintah pada Sabtu (28/8/2021), jumlah itu 90 persen lebih tinggi dari periode April-Juni tahun lalu.

1. Rincian sumber FDI

Anak-anak bermain 'carrom' di dalam sebuah pusat perawatan untuk pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah komplek olahraga dalam ruangan di New Delhi, India, Senin (20/7/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Industri otomotif India menyumbang 27 persen dari total arus masuk ekuitas FDI, menjadikannya sebagai sektor paling cemerlang di ekonomi terbesar ketiga di Asia. Di peringkat setelahnya, ada sektor perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang menyumbang 17 persen dari FDI sedangkan sektor jasa yang mencakup 11 persen dari arus masuk, kata kementerian perdagangan dalam sebuah pernyataan.

“Berbagai langkah yang diambil oleh Pemerintah di bidang reformasi kebijakan FDI, fasilitasi investasi dan kemudahan berusaha telah menghasilkan peningkatan aliran masuk FDI ke dalam negeri,” jelas kementerian perdagangan dalam pernyataan itu, menurut Channel News Asia.

2. Kebijakan India untuk dorong FDI

(Perdana Menteri Narendra Modi berbincang dengan Presiden Jokowi) ANTARA FOTO/Wahyu P.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah melakukan berbagai upaya untuk ekonominya. Upaya itu termasuk memotong tarif pajak perusahaan untuk menarik produsen dan menghidupkan kembali investasi swasta.

Pemerintah juga telah memperkenalkan undang-undang pertanian baru dan meloloskan reformasi perburuhan yang bertujuan untuk mempermudah perekrutan dan pemecatan pekerja.

3. Ekonomi India diprediksi cepat pulih dari pandemik

Perdana Menteri India Narendra Modi saat mengunjungi mausoleum Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh, pada 27 Maret 2021. (Facebook.com/Narendra Modi)

Pencapaian ini diperoleh India di tengah tingginya kasus COVID-19 negara itu. Menurut Worldometers, India saat ini menjadi negara kedua yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak, di belakang AS, yakni dengan 32.737.569 kasus, 438.387 meninggal dunia, dan 31.915.969 sembuh.

Di sisi lain, ekonom terkenal Ashima Goyal menyatakan kepercayaan pada ekonomi India. Ia mengatakan bahwa ekonomi siap untuk pemulihan yang lebih cepat dari posisi terendah pandemik.

“Terlepas dari gangguan COVID-19 yang parah, ekonomi makro India lebih sehat dan siap untuk pertumbuhan yang lebih cepat daripada sebelumnya. Pemulihan dari gelombang pertama dan kedua lebih cepat dari yang diharapkan menunjukkan kekuatan yang melekat pada ekonomi,” ujarnya dalam wawancara dengan PTI, menurut Economic Times.

Sebelumnya beberapa lembaga telah menurunkan proyeksi tingkat pertumbuhan India dalam tahun fiskal saat ini karena dampak gelombang kedua virus corona. Bank Sentral India, Reserve Bank of India (RBI) memperkirakan pertumbuhan pasak untuk tahun fiskal 2022 sebesar 9,5 persen. Data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama akan dirilis pada 31 Agustus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us