Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mahasiswa ikut UKM kampus (pexels.com/Yan Krukau)

Jakarta, IDN Times — Usaha Kecil Menengah (UKM) bukan hanya soal jualan, tetapi soal membangun makna. Dalam derasnya arus promosi dan tren digital yang cepat berubah, hanya yang memiliki identitas kuatyang akan bertahan. Inilah mengapa branding lebih penting dari sekadar promosi.

Branding bukan tentang berapa kali kita muncul di layar konsumen, tapi tentang bagaimana kitadiingat, dirasakan, dan direkomendasikan. Dua kisah UKM, yaitu The Hallway Space diBandung dan Photoplace Indonesia dari Bogor dapat membuktikan bahwa identitas merekyang kuat adalah modal utama untuk tumbuh, meluas, dan menciptakan pengalaman yang berarti.

1. The Hallway Space: Mengubah pasar tradisional menjadi destinasi gaya hidup

The Hallway Space dimulai dari gagasan sederhana: bagaimana jika ruang kosong di pasarbisa jadi tempat tumbuhnya brand-brand lokal?

Rilly Robi, pemilik House of Local Footwearsekaligus Co-Founder dari The Hallway Space, menjawab tantangan itu dengan menjadikanlantai dua Pasar Kosambi Bandung sebagai rumah bagi UKM kreatif.

Sejak awal, The Hallway tidak hanya menjual ruang, tetapi membangun cerita. Lewat branding“Nongkrong di Pasar,” tempat ini bukan sekadar lokasi, tapi menjadi pengalaman. Adapameran, nobar, diskusi, semua dikemas dalam semangat pasar sebagai ruang hidup.

“Dulu orang ke pasar untuk belanja kebutuhan. Sekarang, orang datang ke pasar untuknongkrong, ngopi, foto-foto, dan menikmati suasana. Buat kami, itu keberhasilan branding yangbukan sekadar mengubah ruang, tapi cara pandang,” ungkap Rilly Robi.

2. Photoplace Indonesia: Menjual pengalaman, bukan sekadar foto

Berawal dari sudut kecil sebuah cofee shop di Bogor bernama Et Al Cofee, photobox yangawalnya hanya tambahan hiburan bagi pengunjung, kini berkembang menjadi bisnis sendiri: Photoplace Indonesia. Nama yang sederhana, tetapi punya filosofi branding yang kuat, yaitu memberikan pengalamanotentik dalam sebuah ‘tempat foto’.

Di tengah kompetisi photobox yang menjamur, Photoplace Indonesia menang bukan karena harga, tapi karena memperhatikan detail, mulai dari designphotobox, design background foto yang disesuaikan dengan tema, hingga pencahayaan danhasil foto yang sesuai ekspektasi.

“Buat kami, photobox bukan cuma tempat ambil gambar, tapi ruang kecil yang bisa jadikenangan. Dari suasana sampai hasil foto, semua kami desain supaya orang merasa punyapengalaman, bukan cuma file digital," ujar Isni Suci Nuranisa, Marketing Manager Photoplace Indonesia.

Kini, Photoplace Indonesia sudah memiliki 43 outlet di Jawa dan Bali, dari cofee shop hinggamall. Bahkan, mereka disewa untuk wedding dan event brand ternama. Semua itu tumbuh bukan dari promosi agresif, tapi dari branding yang konsisten: menjual pengalaman, bukan produk.

3. Branding adalah strategi, bukan hiasan

strategi personal branding(pexels.com/Olya Kobruseva)

Dari dua cerita di atas, terlihat jelas bahwa branding bukan soal desain feeds yang senada ataulogo yang cantik. Branding adalah pondasi strategi. Tanpa pemahaman tentang siapa targetpasar, produk seperti apa yang dijual, dan nilai apa yang dibawa, maka promosi hanya akan menghasilkan impresi sesaat.

Isni Suci Nuranisa, Marketing Manager Photoplace Indonesia menekankan pentingnya riset pasar: “Kalau kita tahu siapa target pasarnya, semua langkah setelahnya jadi lebih jelas, mulaidari bentuk produk, harga, sampai cara komunikasinya.

”Begitu pula dengan The Hallway Space, yang konsisten menyampaikan identitas “nongkrongdi pasar” lewat seluruh kegiatannya, dari ofline sampai online. Branding menjadi alat untukmengubah perilaku konsumen," jelas Rilly Robi.

"Banyak yang mengira branding itu soal visual. Padahal, branding itu strategi—bagaimanakita membentuk persepsi, membangun koneksi, dan menciptakan loyalitas, bukan sekadarmenarik perhatian sesaat,” sambungnya.

4. Siap naik kelas lewat branding

Konsumen hari ini tidak hanya membeli produk, tetapi membeli cerita. Mereka tidak hanya mencari harga, tapi makna. Branding adalah cara UKM membangun hubungan emosionaldengan pasar.

Untuk mendukung transformasi pelaku usaha, Kementerian Koordinator Bidang PemberdayaanMasyarakat (Kemenko PM) akan menyelenggarakan program Perintis Berdaya, yaitu pelatihan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pekerja kreatif, dan koperasi yang akanberlangsung di Bandung pada tanggal 18-20 Juni 2025.

Salah satu modul utama dalamprogram ini adalah pelatihan branding, agar pelaku usaha tidak hanya jago dalam promosi,tetapi juga memiliki identitas yang kuat. Karena di tengah dunia yang penuh distraksi, yangdiingat bukan yang paling murah, tapi yang paling bermakna.Informasi lengkap mengenai jadwal pelatihan, materi modul, teknis pelaksanaan, danpendaftaran program dapat diakses melalui akun Instagram resmi @perintisberdaya.id dansitus www.perintisberdaya.id.

Langkah kecil hari ini bisa menjadi lompatan besar untuk bisnis kamu. Daftar sekarang di program Perintis Berdaya!

Editorial Team