Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Insentif Ini Diklaim Bisa Selamatkan Kelas Menengah Turun Kasta

ilustrasi insentif pajak (freepik.com)
ilustrasi insentif pajak (freepik.com)
Intinya sih...
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pentingnya kelas menengah dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerintah telah memberikan program perlindungan sosial, subsidi, insentif perpajakan, dan bantuan kesehatan.
  • Jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mulai turun pascapandemik COVID-19 dari 57,33 juta (21,45 persen) pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada tahun 2024.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai program agar laju kelas menengah tidak susut. Karena kelompok ini memiliki peran penting menopang pertumbuhan ekonomi.

"Kelas menengah punya peran strategis untuk mendorong perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah telah memberikan beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok kelas menengah," kata dia dalam keterangannya dikutip dari akunnya di Instagram, @smindrawati, Sabtu (31/8/2024).

1. Sederet insentif yang ditebar pemerintah

Ilustrasi KUR. (dok. Istimewa)
Ilustrasi KUR. (dok. Istimewa)

Program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan kelas menengah melalui program perlindungan sosial, pemberian subsidi dan kompensasi, insentif perpajakan seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah.

"Selain itu, program Pemberian Bantuan luran kesehatan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga jaring pengaman seperti Kartu Prakerja sebagai jaminan kehilangan pekerjaan," ujarnya.

Adapun pemerintah memutuskan memberikan kembali insentif PPN DTP sebesar 100 persen ke sektor properti untuk September 2024 sampai Desember 2024. Insentif tetap diberikan paling banyak atas bagian Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sampai dengan Rp2 miliar dari harga jual rumah paling tinggi Rp5 miliar. 

2. Insentif diharapkan bantu kelas menengah

ilustrasi tiga orang bekerja di kantor (pexels.com/@fauxels)
ilustrasi tiga orang bekerja di kantor (pexels.com/@fauxels)

Dengan demikian, dia berharap insentif tersebut bisa membantu meningkat kesejahteraan kelas menengah.

"Semoga berbagai program ini tak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan kelompok menengah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan," ujar Sri Mulyani.

3. Kelas menengah terus merosot

Data penurunan kelas menengah Indonesia. (Dok/BPS).
Data penurunan kelas menengah Indonesia. (Dok/BPS).

Deputi Bidang Ekonomi KKP/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, jumlah presentase penduduk kelas menengah mulai menurun pascapandemik COVID-19.

Berdasarkan data pada 2019, jumlah penduduk yang masuk kelas menengah mencapai 57,33 juta (21,45 persen) menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada 2024.

"Kelas menengah merupakan salah satu penyumbang utama dari pengeluaran konsumsi rumah tangga dan kalau kita lihat bagaimana kontribusi dari kelas menengah terhadap konsumsi rumah tangga relatif tinggi," tutur Amalia dalam Konferensi Pers BPS, Jumat (30/8/2024).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us