Jaguar Land Rover Pangkas 500 Pekerjaan karena Tarif Trump
- Trump dan PM Inggris sepakat kuota ekspor mobil Inggris ke AS 100 ribu per tahun dengan tarif 10 persen
- Penurunan penjualan tajam dan strategi menuju mobil listrik
Jakarta, IDN Times – Jaguar Land Rover (JLR) akan memangkas hingga 500 pekerjaan manajemen di Inggris akibat tekanan dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Produsen mobil mewah milik Tata Motors itu saat ini mempekerjakan 33 ribu orang di Inggris. Pengurangan tersebut setara 1,5 persen dari total tenaga kerja dan akan dilakukan lewat program pengunduran diri sukarela.
JLR mencatat penurunan penjualan sebesar 15,1 persen dalam tiga bulan hingga Juni usai sempat menghentikan ekspor ke AS. Pengiriman mobil sempat dibekukan pada April setelah Presiden AS, Donald Trump memberlakukan bea masuk 25 persen untuk kendaraan impor, lalu dilanjutkan lagi pada Mei 2025. AS sendiri menyumbang lebih dari seperempat total penjualan JLR.
1. Tarif baru dan kesepakatan ekspor tekan laba JLR
Dilansir dari Sky News, Trump dan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer telah menyepakati perjanjian perdagangan yang memberi kuota ekspor 100 ribu mobil Inggris per tahun ke AS dengan tarif 10 persen. Kuota itu jauh lebih rendah dibanding bea 27,5 persen yang dikenakan pada negara lain, tapi tetap mengatur batas maksimal ekspor. Jika melewati angka itu, kendaraan akan kembali dikenai tarif tinggi.
Kendati kesepakatan dianggap membantu, Profesor David Bailey dari Birmingham Business School menyebut tarif 10 persen tetap merupakan kenaikan besar dari tarif awal 2,5 persen. Ia menyoroti Defender, salah satu mobil paling laku buatan JLR, diproduksi di Slovakia dan tetap terkena tarif 27,5 persen. Menurut Bailey, hal itu menyulitkan daya saing model tersebut di pasar AS.
Duta Besar Inggris untuk AS, Peter Mandelson menilai kesepakatan itu langsung menyelamatkan lapangan kerja di pabrik JLR di West Midlands. Direktur Utama JLR, Adrian Mardell menyebut, kesepakatan itu penting untuk menjaga 250 ribu pekerjaan di sektor otomotif.
“Kesepakatan ini telah menyelamatkan pekerjaan tersebut … Itu adalah pencapaian yang sangat besar menurut pandangan saya, dan saya sangat senang bahwa presiden telah menandatanganinya,” kata Mandelson kepada CNN, dikutip dari The Guardian, Jumat (18/7/2025).
2. Penurunan penjualan tajam dan strategi menuju mobil listrik
Penjualan grosir JLR di Amerika Utara turun 12,2 persen, sedangkan penjualan di Inggris anjlok 25,5 persen pada kuartal kedua. Penurunan itu terjadi setelah penghentian model Jaguar lama sebagai bagian dari transisi ke mobil listrik. JLR bahkan menghentikan penjualan mobil baru di Inggris sejak akhir tahun lalu untuk mempersiapkan peluncuran model listrik pada 2026.
Profesor Bailey menyatakan tarif punya peran besar dalam keputusan pemangkasan tenaga kerja. Ia mengatakan, JLR belum lama ini melaporkan keuntungan sebesar 2,5 miliar pound sterling hingga tahun yang berakhir pada Maret, yang merupakan hasil terbaiknya dalam satu dekade. Ia menambahkan, JLR sebenarnya sedang merekrut pekerja baru untuk mendukung produksi mobil listrik sehingga tarif pasti telah berdampak.
3. Pemerintah Inggris dan anggota parlemen soroti situasi JLR
Pemerintah Inggris menolak anggapan pemutusan hubungan kerja di JLR adalah pukulan bagi Perdana Menteri Starmer, yang sempat mengunjungi pabrik itu pada Mei 2025. Seorang juru bicara mengatakan kesepakatan perdagangan dengan AS telah menyelamatkan pekerjaan, bukan menyelesaikan seluruh masalah, dan menilai JLR sedang merespons kondisi global yang menantang.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Preet Kaur Gill menilai kesepakatan perdagangan telah membantu menjaga pekerjaan di perusahaannya.
“Di wilayah saya, Jaguar Land Rover adalah pemberi kerja yang sangat penting. Fakta bahwa kami telah berhasil menyelamatkan 12 ribu pekerjaan, menurunkan tarif… ini adalah hubungan yang berkelanjutan dan komitmen kami adalah untuk memastikan kami melanjutkannya,” katanya, dikutip dari BBC.
Rencana pemecatan di JLR terjadi di tengah tekanan ekonomi yang lebih luas di Inggris. Perusahaan-perusahaan juga terbebani oleh kenaikan kontribusi asuransi nasional pemberi kerja. Sementara itu, tingkat pengangguran resmi naik menjadi 4,7 persen dalam tiga bulan hingga Mei, meningkat 0,1 persen dibanding April.
