Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jet Mewah Qatar Resmi Diterima Pemerintah AS

Qatar Airways, A7-AHY, Airbus A320-232 (Anna Zvereva from Tallinn, Estonia, Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Pemerintah AS menerima hibah pesawat Boeing 747 dari Qatar, yang akan menggantikan armada lama Air Force One.
  • Trump menyebut hibah ini akan menghemat ratusan juta dolar AS bagi pembayar pajak dan bisa dipakai untuk membuat Amerika hebat kembali.

Jakarta, IDN Times – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menerima hibah pesawat Boeing 747 dari Qatar, seperti diumumkan Pentagon, Rabu (21/5/2025). Jet mewah itu diterima oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth, yang memastikan seluruh proses telah mengikuti regulasi federal. 

Pentagon menyatakan, pesawat akan disesuaikan agar memenuhi kebutuhan misi dan standar keamanan presiden. Jet itu diperkirakan akan menggantikan armada lama Air Force One yang sudah hampir empat dekade digunakan. Trump menyebut hibah ini akan menghemat ratusan juta dolar AS bagi pembayar pajak.

“Ini hadiah, gratis,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari CNN International, Kamis (22/5/2025).

Ia mengatakan, penghematan dari pesawat ini bisa dipakai untuk membuat Amerika hebat kembali.

1. Qatar disebut hanya hibahkan jet ke pemerintah AS

ilustrasi bendera Qatar (pexels.com/Engin Akyurt)

Perdana Menteri Qatar mengatakan kepada Bloomberg, hibah ini merupakan kerja sama antardepartemen pertahanan dua negara. Menurutnya, transaksi ini transparan dan bagian dari hubungan strategis jangka panjang. Pemerintah Qatar menegaskan, pesawat diberikan kepada pemerintah AS, bukan kepada Trump secara pribadi.

Pernyataan itu diperkuat oleh Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, yang menjelaskan jet tersebut akan digunakan oleh Angkatan Udara AS. Leavitt menambahkan, pesawat akan dimodifikasi dengan standar tertinggi, dan tidak dimaksudkan sebagai kepemilikan pribadi presiden. Ia juga mengatakan statusnya sebagai donasi resmi kepada negara, bukan pemberian kepada individu.

Awalnya, pihak Angkatan Udara sempat menyangka pesawat akan dibeli, bukan dihibahkan. Namun informasi terkini menyatakan, pesawat tersebut kini sepenuhnya dimiliki AS.

2. Jet Qatar butuh modifikasi miliaran dolar AS

ilustrasi perbaikan mesin (pexels.com/ThisIsEngineering)

Mengutip CNBC Internasional, jet Boeing 747 buatan Qatar ini diketahui berusia 13 tahun. Untuk bisa digunakan sebagai Air Force One, pesawat ini akan menjalani proses modifikasi besar-besaran. Proyek retrofit diperkirakan menghabiskan biaya lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,3 triliun), dan memakan waktu bertahun-tahun.

Angkatan Udara AS sudah mulai merancang tahap awal proses pengubahan jet tersebut. Sekretaris Angkatan Udara Troy Meink mengatakan kepada Kongres, proyek ini akan sangat signifikan. Jet akan dibongkar hingga rangkanya, lalu dibangun ulang dengan sistem komunikasi dan keamanan tingkat tinggi.

Kontrak modifikasi akan segera diberikan, namun seluruh detail masih dirahasiakan. Proyek ini dikerjakan secara paralel dengan dua unit 747 lain yang sedang diubah oleh Boeing untuk armada baru Air Force One.

3. Hibah picu perdebatan etika dan politik di AS

Bendera Amerika Serikat (pexels.com/Brett Sayles)

Pemberian jet ini memicu perdebatan di Kongres. Anggota DPR dari Partai Demokrat, Ritchie Torres mengirim surat kepada pengawas internal pemerintah untuk meminta kajian etika.

Torres mempertanyakan, apakah transaksi tersebut melanggar aturan federal atau Konstitusi AS, terutama Pasal Emolumen yang melarang pejabat menerima hadiah dari negara asing.

“Kepresidenan Amerika bukan warisan pribadi. Itu tidak ada untuk memperkaya Donald Trump. Itu milik rakyat,” kata Torres, dikutip dari CBS News, Kamis (22/5/2025).

Beberapa anggota Partai Republik juga menyatakan keraguan atas hibah tersebut. Pemimpin Mayoritas Senat John Thune menyebut, ada banyak isu terkait pemberian ini.

Senator Josh Hawley menekankan, jet presiden seharusnya buatan AS. Sementara Senator Thom Tillis meminta agar pesawat dianalisis secara ketat sebelum digunakan secara resmi.

Sumber lain mengungkap, awalnya Gedung Putih kecewa karena pengiriman dua jet Air Force One baru dari Boeing tertunda dua tahun. Trump lalu menugaskan utusannya di Timur Tengah, Steve Witkoff untuk mencari alternatif, yang berujung pada daftar klien Boeing termasuk Qatar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us