Rekor! Qatar Beli 210 Pesawat Boeing saat Kunjungan Trump

Jakarta, IDN Times - Qatar Airways membeli 210 pesawat Boeing senilai 96 miliar dolar AS (sekitar Rp1.588 triliun) saat kunjungan Presiden Donald Trump ke Qatar. Kesepakatan ini ditandatangani pada Rabu (14/5/2025) di Doha dan disaksikan langsung oleh Trump serta Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Pembelian ini mencakup 130 pesawat Dreamliner 787, 30 pesawat 777-9, dan opsi untuk 50 pesawat tambahan. Trump menyebut transaksi ini sebagai pesanan jet terbesar dalam sejarah Boeing untuk kategori pesawat berbadan lebar.
Gedung Putih menyatakan kesepakatan antara AS dan Qatar akan menghasilkan pertukaran ekonomi senilai setidaknya 1,2 triliun dolar AS (Rp19.860 triliun).
Kunjungan Trump ke Qatar merupakan bagian dari tur kenegaraannya ke wilayah Teluk setelah mengunjungi Arab Saudi. Selama pertemuan, kedua pemimpin membahas berbagai isu termasuk perang Rusia-Ukraina dan Iran.
1. Diprediksi akan mendukung 154 ribu lapangan kerja AS
Kesepakatan besar ini diprediksi akan mendukung 154 ribu lapangan kerja di AS setiap tahun selama masa produksi. Qatar Airways saat ini memiliki armada 233 pesawat, termasuk 150 pesawat Boeing.
Melansir CNBC, pembelian baru ini hampir menggandakan total armada maskapai tersebut. Pesawat-pesawat baru akan dirakit di fasilitas Boeing di Charleston, Carolina Selatan, AS.
Selain membeli pesawat, Qatar Airways juga memesan lebih dari 400 mesin jet dari GE Aerospace. Mesin GEnx akan digunakan untuk pesawat 787, sementara mesin GE9X menjadi pilihan utama untuk pesawat 777X.
"Pembelian ini sangat penting bagi Qatar Airways karena kami ingin memiliki armada pesawat terbersih dan terhemat di dunia. Setelah dua tahun berturut-turut meraih peforma baik, dengan kesepakatan besar ini, kami bisa terus memberikan layanan terbaik kepada semua penumpang," ujar CEO Qatar Airways Badr Mohammed Al-Meer, dilansir Al Jazeera.
2. Angin segar bagi Boeing
Kesepakatan dengan Qatar Airways sangat penting bagi Boeing yang sedang berjuang pulih dari krisis. Perusahaan pesawat Amerika ini belum meraih untung sejak 2018 dan masih menghadapi banyak tantangan, seperti masalah keamanan pesawat dan konflik dengan karyawan.
Kondisi Boeing mulai membaik dengan kenaikan nilai saham sekitar 20 persen sejak awal 2025. Perusahaan ini mengalami insiden serius pada Januari 2024 ketika panel pesawatnya terlepas saat penerbangan. Kejadian ini menyebabkan kerugian besar dan menurunkan kepercayaan publik, dilansir BBC.
Pesawat 777-9 yang dibeli Qatar Airways belum mendapat izin terbang dari otoritas penerbangan AS (FAA). Hal ini bisa menghambat pengiriman pesawat sesuai jadwal. Meski begitu, CEO Boeing Kelly Ortberg yakin perusahaan sedang dalam jalur pemulihan yang tepat.
Presiden Trump mengapresiasi kesepakatan besar ini.
"Ini adalah pesanan jet terbesar dalam sejarah Boeing. Itu pencapaian rekor dan selamat untuk Boeing. Pastikan pesawat-pesawat itu segera diproduksi dan dikirimkan ke pelanggan," ujar Trump.
3. Total kesepakatan AS-Qatar capai Rp4.020 triliun
Selain kesepakatan pesawat, AS dan Qatar juga menjalin kerja sama pertahanan senilai miliaran dolar. Qatar membeli sistem anti-drone dari Raytheon seharga 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,5 triliun) dan pesawat tanpa awak dari General Atomics senilai 2 miliar dolar AS (sekitar Rp33 triliun).
Total seluruh kesepakatan selama kunjungan Trump mencapai 243 miliar dolar AS (sekitar Rp4.020 triliun), dilansir NYT.
Kedua negara juga setuju berbagi tanggung jawab di Pangkalan Udara Al Udeid, yang menjadi markas tentara Qatar, AS, dan
Qatar menyambut Trump secara istimewa, lengkap dengan karpet merah dan parade kuda Arab serta unta. Al Thani merasa optimis dengan masa depan hubungan kedua negara.
"Kami telah berdiskusi dengan baik membahas berbagai isu penting. Saya yakin setelah penandatanganan ini, hubungan kedua negara akan naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Kami berharap kerja sama ini terus berkembang di masa depan," ucap Al Thani.