Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi: 34 Tahun Gak Bisa Bangun Kilang Minyak, Kebangetan!

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)

Jakarta, IDN Times - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati diminta mengawal pembangunan kilang minyak. Hal itu disampaikan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo usai Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah di Jakarta, Selasa (10/12).

"Penggunaan B30 yang dimulai Januari awal agar betul-betul dilaksanakan dan dikawal, sehingga bisa menurunkan impor minyak. Juga pembangunan kilang minyak, harus! Sudah 34 tahun gak bisa bangun, kebangetan. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progressnya," kata Jokowi.

1. Impor migas harus dikendalikan dengan baik

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama (Ahok) datang ke Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 9 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama (Ahok) datang ke Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 9 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jokowi ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diturunkan. Selain itu, impor migas harus dikendalikan dengan baik dan lifting produksi dari migas bisa dinaikkan.

"Intinya mereka (Ahok dan Nicke) menyanggupi," tuturnya.

2. Jokowi ancam gigit pihak yang mengganggu program pemerintah

Dirut Pertamina, Nicke Widyawati (IDN Times/Aldila Muharma)
Dirut Pertamina, Nicke Widyawati (IDN Times/Aldila Muharma)

Penggunaan program B20, B30, hingga ke B50, kata Jokowi, dilakukan untuk mengurangi impor minyak. Kemudian, Jokowi menyebut dia tahu siapakah pihak-pihak yang suka impor minyak.

"Saya tahu siapa yang impor sekarang, kalau mengganggu acara B20, B30 dan mengganggu DMA, polypropylene. Hati-hati pasti akan saya gigit orang itu, gak akan selesai kalau masalah ini tidak kita selesaikan," kata Jokowi di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (28/11).

3. Impor besar pada migas memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Proses fumigasi kelapa Sumsel (IDN Times/Istimewa)
Proses fumigasi kelapa Sumsel (IDN Times/Istimewa)

Menurut Jokowi, impor yang besar terhadap energi minyak dan gas sangat mengganggu defisit perdagangan Indonesia. Dia menjelaskan, apabila memang mau impor bahan baku tidak apa-apa, asalkan bahan baku tersebut harus diolah kembali sehingga bisa diekspor.

"Inilah yang sangat mengganggu volatilitas rupiah, dan pertumbuhan ekonomi kita, transaksi berjalan kita, sehingga saya akan fokus menyelesaikan persoalan ini tanpa mengganggu apa yang ada di kementerian keuangan," ujar dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Share
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us