Jokowi Beberkan HET Beras Sulit Turun: Petani Harus Untung

- Harga eceran beras sulit turun meski stok Bulog melimpah.
- Petani alami kenaikan biaya produksi, Jokowi minta masyarakat maklum.
- Ketersediaan beras di gudang Bulog melimpah, stok mencapai 1,8 juta ton.
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengungkapkan penyebab harga eceran tertinggi (HET) beras sulit turun meski stok beras di Bulog melimpah. Menurutnya, sejumlah harga yang dikeluarkan petani untuk memproduksi beras mengalami kenaikan.
"Harga eceran tertinggi sulit turun meskipun produksi panen raya sudah melimpah, karena memang biaya agro input, biaya petani sewa lahan, pupuk, bibit, tenaga kerja semuanya naik," ujar Jokowi dalam keterangannya yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Minggu (2/5/2024).
1. Masyarakat diminta maklum

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta masyarakat maklum. Sebab, petani juga harus mendapat untung dari beras yang dijualnya.
"Jadi, masyarakat harus maklum bahwa petani juga harus mendapat keuntungan, harus mendapatkan kesejahteraan tapi juga masyarakat jangan terlalu tinggi, wajar, mencari keseimbangan itu tidak gampang, masyarakat senang, petani senang," kata dia.
2. Ketersediaan beras di gudang Bulog melimpah

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, ketersediaan beras di gudang Bulog juga melimpah. Dia mengaku, baru saja mendatangi gudang Bulog yang ada di Dumai, Riau dan stoknya melimpah.
"Coba tengok ke Bulog di Dumai, stoknya berapa banyak, buka gudangnya lihat langsung, gak usah tanya saya karena saya baru saja dari sana," kata dia.
3. Stok beras di gudang Bulog saat ini ada 1,8 juta ton

Jokowi menyampaikan, stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini ada 1,8 juta ton.
"Jadi biasanya stok Bulog nasional itu biasanya itu 900 sampai 1,2 juta ton. Per hari ini stok di Bulog sudah 1,8 juta ton, tersebar di seluruh gudang-gudang Bulog di kabupaten/kota," imbuhnya.