Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jos! PNBP Sektor ESDM Melesat 138 Persen di 2022

Menteri ESDM Arifin Tasrif hadir dalam perhelatan World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss. (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan capaian kinerjanya yang cukup apik selama 2022. Salah satunya dari capaian Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM yang melesat 100 persen dari target.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, PNBP sektor ESDM pada 2022 mencapai 138 persen dari target yang sebesar Rp254 triliun.

"Capaian PNBP 2022 mencapai Rp351 triliun atau 138 persen dari target Rp254 triliun," kata Arifin dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin (30/1/2023).

1. Penyebab melejitnya capaian PNBP ESDM

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Arifin pun menjelaskan penyebab capaian PNBP ESDM yang melampau target tersebut.

Salah satunya adalah windfall yang terjadi sepanjang tahun lalu. Hal itu membuat harga komoditas terkerek naik cukup tinggi pada 2022.

"Harga komoditas meningakat cukup signifikan sehingga melampaui yang sudah kita targetkan di sektor mineral," ujar Arifin.

2. Antisipasi penurunan harga komoditas

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, Arifin memastikan tidak akan terlena dengan prestasi tersebut. Sebaliknya, Arifin justru bakal mengantisipasi penurunan harga komoditas yang terjadi pada tahun ini.

Harga komoditas pada 2023 diproyeksikan tidak akan menyentuh level setinggi 2022.

"2023 kita antisipasi penurunan harga komoditas. Kita lihat beberapa komoditas menunjukkan tidak setinggi tahun sebelumnya (2022)," kata Arifin.

3. Nilai ekspor Indonesia 2022

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tingginya capaian PNBP ESDM yang melampaui target juga diiringi dengan melesatnya nilai perdagangan ekspor Indonesia selama 2022.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan signifikan dengan nilai mencapai 268 miliar dolar AS.

Peningkatan nilai ekspor tersebut ditopang oleh berbagai komoditas utama seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Batu bara bisa mengompensasi impor dari minyak sehingga kita di bidang energi ini positif sebesar hampir 6,8 billion dolar AS secara year to date, sedangkan iron and steel 29 billion dolar AS, dan CPO sekitar 30 billion dolar AS, sehingga tentu ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia relatif kuat," tutur Airlangga awal Januari lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us