Menteri ESDM: Butuh Investasi Rp15 Ribu Triliun untuk Target NZE

Davos, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Arifin Tasrif, mengatakan untuk mencapai netralitas karbon hanya bisa dilakukan lewat kemajuan teknologi, mendorong inovasi, dan perbaikan secara konstan.
Arifin Tasrif menyampaikan hal itu dalam sesi panel di Paviliun Indonesia yang digelar di Davos, Swiss, sebagai kegiatan pemerintah memanfaatkan momen acara tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023. Acara berlangsung pada 16-20 Januari 2023.
1. Menteri Arifin Tasrif ingatkan peran teknologi canggih untuk mencapai target NZE

Dalam sesi berjudul "Indonesia Net Zero Pathways: Opportunities & Challenges", Arifin tampil bersama wakil dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin), setelah pidato pengantar dari Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Acara dipandu Alessandro Gazzini, Presiden Komisaris AT Kearney Indonesia. Arifin memberikan contoh pentingnya teknologi canggih untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.
"Misalnya, sistem teknologi penyimpanan, yang berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi," kata Arifin.
Dalam peta jalan Net Zero Emission (NZE) Indonesia, lebih dari 56 gigawatt sistem penyimpanan energi baterai (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.
"Ini membuka ruang yang sangat besar dan potensial untuk investasi. Dibutuhkan lebih dari US$40 miliar pendanaan untuk program ini," ujar Arifin, di depan hadirin dari berbagai perusahaan global dan nasional yang mengikuti sesi ini.
Contoh lainnya adalah teknologi solar PV (fotovoltaik) lewat panel surya bisa meningkatkan efisiensi untuk memproduksi keluaran tenaga yang lebih besar. "Kami merencanakan membangun 420 gigawatt solar PV yang akan terpasang pada 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari US$160 miliar," ucap Arifin.
2. Pemerintah canangkan modernisasi pembangkit listrik

Hal lain dalam rencana pemerintah Indonesia adalah modernisasi pembangkit tenaga listrik. "Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pulau-pulau berbagai luasan. Kami ingin membangun sistem pembangkit listrik mini yang canggih, untuk daerah terpencil, sehingga ada keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan akses listrik bagi masyarakat di pedalaman dan kepulauan dan sumber daya energi baru dan terbarukan," papar Arifin.
Di depan investor potensial, Menteri ESDM juga memberikan bocoran rencana ekspansi pembangkit tenaga listrik. Indonesia berencana membangun sistem transmisi super-grid untuk meningkatkan konektivitas dan pembagian tenaga listrik untuk pulau-pulau. "Secara total dibutuhkan US$113 miliar untuk memasang transmisi yang bisa mendukung NZE Indonesia di tahun 2060," kata Arifin.
3. RI butuh dana US$1 triliun dolar atau Rp15 ribu triliun untuk target NZE 2060

Mantan dubes Indonesia di Jepang itu menekankan, perjalanan Indonesia mencapai target NZE sangat mahal. "Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari US$1 triliun sampai 2060. Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batubara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan tenaga listrik baru.
Di pengantarnya, Arifin Tasrif sempat mengatakan, "Transisi energi butuh komitmen kuat. Sebab yang kita hadapi saat ini bak kontradiksi. Di satu sisi permintaan energi terus meningkat, padahal kita harus mengurangi emisi karbon."