Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kebijakan Moneter The Fed Bikin Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (29/7/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen pada level Rp14.482 per dolar AS, dibandingkan penutupan pada Rabu (28/7/2021), yakni Rp14.487 per dolar AS.

Kurs rupiah sendiri dibuka melemah tipis 3 poin ke level Rp14.490 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Kamis pagi.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana
Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (29/7/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.491 per dolar AS.

Angka ini lebih rendah dari kurs rupiah pada Rabu (28/7/2021) yang ada di level Rp14.494 per dolar AS.

2. Penguatan rupiah terhadap dolar AS sudah diprediksi sejak pagi tadi

Ilustrasi uang rupiah (IDN Times/Shemi)
Ilustrasi uang rupiah (IDN Times/Shemi)

Kendati dibuka melemah, rupiah berhasil menguat pada penutupan perdagangan sore ini.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra telah memprediksi hal tersebut sejak pagi tadi.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini setelah dini hari tadi, Bank Sentral AS memberikan penegasan masih akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter," ujar Ariston, dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times, Rabu pagi.

Menurut Ariston, pernyataan Bank Sentral AS pada dini hari tadi memberikan arahan jelas bagi para pelaku pasar bahwa tingkat suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat meskipun ekonomi AS sudah membaik saat ini.

3. Kasus COVID-19 terus membayangi pasar

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, kasus COVID-19 masih terus membayangi pasar. Keberadaannya diyakini Ariston mampu mendorong pelemahan terhadap dolar AS.

"The Fed masih mengkhawatirkan soal perkembangan kasus COVID-19 varian delta dan masih banyaknya warga yang belum mendapatkan pekerjaan. Sikap ini mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS," ujar dia.

Penguatan yang terjadi pada sore ini belum tentu terjadi pada pembukaan perdagangan akhir pekan esok. Kasus COVID-19 diyakini Ariston bisa menahan penguatan rupiah mengingat tren di Indonesia saat ini masih belum menurun signifikan.

"Kasus COVID-19 yang masih meninggi di tanah air bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah," ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us