Kejar Sisa Target Pajak, Menkeu Beri Wejangan: Jangan Lupa Senyum!

- Purbaya mengingatkan seluruh pegawai pajak agar menjaga integritas dan memberi pelayanan terbaik kepada wajib pajak. Kepercayaan publik adalah modal penting dalam mencapai target penerimaan.
- Tantangan utama dalam pencapaian target penerimaan pajak adalah pemulihan ekonomi yang belum stabil. Kondisi ini sering kali tidak dipahami masyarakat, namun kinerja ekonomi menunjukkan tanda membaik pada pertengahan September 2025.
- Alasan penerimaan pajak September turun 4,4 persen disebabkan meningkatnya restitusi pajak kepada wajib pajak.
Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengunjungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk memberikan arahan kepada para pegawai pajak. Dalam kunjungan itu, dia memberi arahan agar mengoptimalkan pencapaian target penerimaan pajak nasional.
Hingga akhir September 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat sebesar Rp1.295,3 triliun, atau 62,4 persen dari outlook tahun 2025 senilai Rp2.076,9 triliun. Dengan begitu, pemerintah masih harus mengejar sekitar Rp781,6 triliun dalam dua bulan terakhir menuju akhir tahun.
Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan pada periode yang sama tahun 2024, capaian tersebut mengalami kontraksi sebesar 4,4 persen.
“Rekan-rekan pajak jangan putus asa, target pasti bisa tercapai,” ujar Purbaya melalui unggahan di akun Instagram resminya, Sabtu (8/11/2025).
1. Pegawai pajak diminta jaga integritas

Purbaya mengingatkan seluruh pegawai pajak agar menjaga integritas dan memberi pelayanan terbaik kepada wajib pajak. Ia menegaskan bahwa kepercayaan publik adalah modal penting dalam upaya mencapai target penerimaan.
“Tetap jaga integritas. Jangan lupa berikan senyum kepada wajib pajak agar mereka juga tersenyum ketika membayar pajak,” katanya.
2. Ada sejumlah tantangan untuk mencapai target pajak

Purbaya mengakui, tantangan utama dalam pencapaian target penerimaan pajak adalah pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya stabil. Kondisi ini sering kali, menurutnya, tidak dipahami masyarakat.
“Persoalan pajak tidak tercapai karena incomenya turun, tapi orang di luar kan tidak peduli. Jadi kita tetap usahakan seoptimal mungkin,” bebernya.
Ia menyebut, kinerja ekonomi sudah menunjukkan tanda membaik pada pertengahan September 2025. Pemerintah optimistis kondisi ekonomi akan terus menguat hingga akhir tahun, sehingga target pajak dalam APBN dapat tercapai.
Purbaya juga meyakini situasi tahun depan akan semakin positif. Pemerintah, katanya, akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 6 persen, yang diharapkan berdampak pada peningkatan penerimaan pajak dari sektor swasta.
“Untuk tahun depan, saya yakin kondisinya akan lebih baik. Ekonomi kita seharusnya sudah mulai pulih. Dengan pertumbuhan mencapai 6 persen, aktivitas sektor swasta akan meningkat dan rasio penerimaan pajak ikut membaik,” ujar dia.
3. Alasan penerimaan pajak September turun 4,4 persen

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, penurunan penerimaan pajak sebesar 4,4 persen pada September 2025 disebabkan meningkatnya restitusi pajak kepada wajib pajak.
“Angka neto tahun ini Rp1.295,28 triliun, masih di bawah angka tahun lalu Rp1.354,86 triliun. Salah satu sebabnya adalah peningkatan restitusi pajak,” ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025).
Restitusi pajak merupakan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Dengan meningkatnya restitusi, dana kembali ke masyarakat dan dunia usaha, sehingga mendorong perputaran ekonomi.
“Restitusi ini artinya uang dikembalikan ke masyarakat, dunia usaha, dan wajib pajak. Harapannya, perputaran uang tersebut turut mendorong aktivitas ekonomi,” kata Suahasil.


















