Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kena Imbas Tambang Ilegal di Babel, PT Timah Perbaiki Tata Kelola

Ilustrasi Tambang Timah (www.pexels.com/Tom Fisk)
Intinya sih...
  • Penurunan ekspor timah Indonesia disebabkan oleh tambang ilegal di Bangka Belitung dan lambatnya pemulihan perekonomian global serta tekanan harga logam timah dunia pada 2023.
  • Perusahaan melakukan perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah serta merancang strategi untuk menjaga kinerja perusahaan tetap berkelanjutan dengan melakukan program-program peningkatan produksi.

Jakarta, IDN Times - PT Timah (Persero) Tbk atau TINS mengungkapkan terjadinya penurunan ekspor timah Indonesia sejak 2022 hingga saat ini yang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk tambang ilegal di Bangka Belitung (Babel).

Praktek penambangan timah tanpa izin di Bangka Belitung disebut karena tata kelola pertimahan yang belum membaik. Kondisi tersebut secara negatif memengaruhi bisnis pertambangan di Indonesia, termasuk perusahaan milik negara tersebut.

Faktor lain yang menyebabkan penurunan ekspor adalah lambatnya pemulihan perekonomian global dan domestik serta tekanan harga logam timah dunia pada 2023, yang dipengaruhi oleh penguatan mata uang AS dan menurunnya permintaan timah karena tingginya persediaan di London Metal Exchange (LME).

"Kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik serta lemahnya permintaan logam timah global ditengah aktivitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja perseroan di tahun 2023,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Fina Eliani dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (1/4/2024).

1. Produksi bijih timah mengalami penurunan pada 2023

Dok. PT Timah Tbk diambil dari tangkapan layar situs resmi perusahaan

Pada akhir 2023, TINS mencatat penurunan dalam produksi bijih timah, dengan jumlah sebesar 14.855 ton atau 74 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 20.079 ton.

Produksi logam timah juga mengalami penurunan, mencapai 15.340 metrik ton atau setara dengan 77 persen dari produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 19.825 metrik ton.

Selain itu, penjualan logam timah juga menurun, mencapai 14.385 metrik ton atau 69 persen dari penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 20.805 metrik ton.

“Di tahun 2024 ini, Perseroan fokus pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan pembukaan lokasi baru, strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan, manajemen optimis kinerja perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target,” ujar Fina.

2. TINS lakukan perbaikan tata kelola tekan populasi tambang ilegal

ilustrasi wilayah pertambangan timah di Kongo (www.e-mj.com)

Perseroan menyatakan telah melakukan perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah. Perusahaan menyebutkan mereka secara aktif terlibat dalam upaya perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia yang digencarkan oleh pemerintah.

Mereka melakukan langkah-langkah seperti pengamanan aset, penegakan aturan, serta kerja sama dengan penambang rakyat untuk mengurangi penambangan tanpa izin di wilayah konsesi pertambangan.

“Serta konsisten dan berkomitmen dalam melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja operasi dan produksi,” kata Corporate Secretary TINS, Abdullah Umar.

3. TINS rancang strategi dan kebijakan berkelanjutan

ilustrasi hasil tambang timah (internationaltin.org)

Manajemen, kata dia, sedang aktif merancang strategi dan kebijakan untuk menjaga kinerja perusahaan tetap berkelanjutan.

Perusahaan melaksanakan program-program peningkatan produksi, termasuk pembukaan lokasi baru, peningkatan kapasitas produksi tambang primer dan alat pengolahan, serta memperbaharui Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada.

Selain itu, mereka juga melakukan survei lokasi dan menginventarisir kepemilikan lahan untuk membuka tambang darat baru, serta meningkatkan proses pemulihan dengan meng-upgrade sisa hasil pengolahan.

“Selain itu, program efisiensi berkelanjutan baik dari hulu ke hilir pun terus diupayakan,” ucap Abdullah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us