- Pembayaran gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp5,95 triliun;
- Manajemen sumber daya manusia sebesar Rp3,62 triliun;
- Layanan sarana dan prasarana sebesar Rp2,82 triliun;
- Perumusan dan pelaksanaan kelembagaan sebesar Rp2,37 triliun;
- Operasionalisasi kebijakan utama sebesar Rp2,02 triliun;
- Pemberdayaan UMKM, stabilisasi harga, dan akselerasi digitalisasi sebesar Rp715,60 miliar;
- Pelaksanaan supervisi BI sebesar Rp55 miliar;
- Edukasi serta pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sebesar Rp456,69 miliar;
- Pembayaran pajak sebesar Rp2,28 triliun; dan
- Cadangan anggaran sebesar Rp507,99 miliar.
Komisi XI DPR Setujui Anggaran Operasional BI 2026 Senilai Rp36,91 T

- Total penerimaan 2026 terdiri dari berbagai komponen, termasuk valuta asing dan administrasi.
- Rincian pengeluaran operasional BI yang disetujui Komisi XI mencakup gaji, manajemen sumber daya manusia, dan layanan sarana.
- Anggaran BI tahun ini diproyeksikan surplus Rp68,7 triliun, mencerminkan kinerja positif dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2026 dengan total penerimaan sebesar Rp36,91 triliun. Anggaran ini naik 17,2 persen dibandingkan anggaran tahun ini sebesar Rp31,50 triliun.
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menjelaskan bahwa dalam penyusunan RATBI 2026, BI menggunakan sejumlah indikator asumsi makroekonomi tahun 2026, antara lain: pertumbuhan ekonomi sebesar 5,33% year on year (yoy), inflasi 2,62% yoy, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp16.430 per dolar AS.
“Komisi XI DPR RI menyetujui anggaran penerimaan operasional RATBI 2026 sebesar Rp36,91 triliun,” ujar Misbakhun dalam rapat kerja dengan BI, Kamis (13/11/2025).
1. Total penerimaan 2026 akan terdiri dari berbagai komponen

Lebih rinci, anggaran tersebut terdiri dari total penerimaan sebesar Rp36,91 triliun tersebut terdiri atas penerimaan aset valuta asing (valas) sebesar Rp36,82 triliun, penerimaan kelembagaan sebesar Rp8,89 miliar, dan penerimaan administrasi sebesar Rp76,36 miliar.
BI akan mengelola anggaran tersebut dengan fokus pada penguatan cadangan devisa, menjaga kecukupan likuiditas valuta asing, serta memastikan investasi pada aset yang aman, likuid, dan optimal.
2. Rincian pengeluaran operasional BI yang telah disetujui Komisi XI

Selain penerimaan, DPR juga menyetujui pengeluaran operasional ATBI 2026 sebesar Rp20,82 triliun. Pengeluaran tersebut antara lain dialokasikan untuk:
3. Anggaran BI tahun ini diproyeksi surplus Rp68,7 triliun

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan realisasi Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2025 akan mencatat surplus sebesar Rp68,7 triliun hingga akhir tahun. Proyeksi tersebut mencerminkan kinerja positif BI dalam menjaga stabilitas ekonomi serta mendukung pertumbuhan nasional di tengah ketidakpastian global.
“Hingga September 2025, surplus anggaran tercatat sebesar Rp77,9 triliun. Sementara hingga akhir tahun, realisasi ATBI diproyeksikan tetap surplus sebesar Rp68,7 triliun,” ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Ia merinci capaian realisasi hingga September 2025 berasal dari total penerimaan sebesar Rp194,4 triliun, atau 114,9 persen dari target, sedangkan total pengeluaran mencapai Rp116,5 triliun, atau 59,5 persen dari alokasi anggaran.
Lebih lanjut, anggaran kebijakan (AK) mencatat total penerimaan sebesar Rp143,89 triliun dan pengeluaran sebesar Rp105,71 triliun. Sementara itu, anggaran operasional mencatat total penerimaan sebesar Rp50,5 triliun dengan pengeluaran sebesar Rp10,81 triliun.


















