Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berhasil menguat 14,5 poin atau 0,30 persen ke level 4.911. Dalam perdagangan pagi ini, sebanyak 30 saham menguat, 14 saham melemah dan sebanyak 19 saham tidak mengalami perubahan.
Adapun saham-saham BUMN seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Negara Indoesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesis Tbm masuk dalam jajaran top gainers pada perdagangan pagi ini, Jumat (26/6).
Kemarin, Dow Jones ditutup 25,745.60 atau menguat 1.18 persen, NASDAQ ditutup 10,017.00 atau menguat 1.11 persen, S&P 500 ditutup 3,083.76 atau menguat 1.10 persen
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menyatakan, penyebabnya karena kekhawatiran akan semakin naiknya kasus di AS tertutup dengan pengumuman The Federal Deposit Insurance Commision yang melonggarkan aturan The Volcker.
"Aturan ini diberlakukan sejak krisis 2008 yang membatasi perdagangan spekulatif. Di mana bank akan dimudahkan untuk melakukan investasi besar seperti ke modal ventura," ucapnya.
Kemudian, bank juga tak perlu menyisihkan uang tunai untuk pedagang derivatif antara afiliasi berbeda dari perusahaan yang sama, sehingga berpotensi membebaskan lebih banyak modal.
Selain IHSG, mayoritas bursa kawasan Asia pada pagi ini juga menguat, Nikkei 225 Indeks Tokyo menguat 1,06 persen atau 235,72 di level 22.495,510. Lalu Straits Times milik Singapore menguat 0,93 persen di level 2.614,290. Sementara Shanghai bergerak stagnan.
Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada penutupan perdagangan, kemarin Kamis (25/6) ditutup melemah 1,37 persen atau 68 poin ke level 4.896.
Volume perdagangan sebesar 7,2 miliar lembar saham dengan nilai Rp6,1 triliun. Sebanyak 234 saham turun dan 93 saham naik.
Kepala riset raliance sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor utama melemahnya IHSG hari ini.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global minus 4,9 persen untuk tahun 2020 lebih rendah dari proyeksi pada bulan April lalu.
"IMF juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi tumbuh 5.4 persen dari sebelumnya 5.8 persen," katanya, Kamis (25/6).