Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kontribusi 29 Tahun PLN Indonesia Power Aliri Listrik di Tanah Air

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo bersama dengan personel PLN. (dok.PLN)
Intinya sih...
  • PLN Indonesia Power berhasil kelola 1.107,5 MW energi panas bumi
  • Subholding Generation Company Terbesar Se Asia Tenggara menerapkan terobosan memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dan akselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060.
  • PLN IP menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadi Global Player Geothermal nomer dua di dunia serta mengembangkan berbagai Renewables Energy dan energi hijau alternatif.

Jakarta, IDN Times - Pada era kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP berperan besar dalam mendukung holding company PT PLN (Persero) menjadi Top 500 Global Company dan perusahaan nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi.

Subholding Generation Company Terbesar Se Asia Tenggara ini telah menerapkan beragam terobosan dalam memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dan kini terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini PLN Indonesia Power telah mencapai di tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, hal ini terlihat dari manuver bisnis dan komitmen kuat dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air. 

“Pada usianya yang ke 29 tahun PLN Indonesia Power kini telah berhasil bergeser dari suatu Perusahaan yang backward looking corporation menjadi forward looking corporation. Saya melihat satu persatu tantangan telah dihadapi dan PLN Indonesia Power berhasil menggeser kekuatannya menjadi kekuatan di masa depan,” ungkap Darmawan dalam keterangannya, Jumat (4/10/2024).

1. PLN IP penuhi kebutuhan listrik di Indonesia

ilustrasi PLN (dok. PLN)

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan  untuk menempuh perjalanan hingga berusia 29 tahun tentu tidak mudah.

PLN IP telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. PLN Indonesia Power pun telah mendeklarasikan untuk memulai tahap selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0 setelah sukses dengan Transformasi 1.0, pada tahun ini.

"Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power berkembang menjadi perusahaan yang lebih sustain dan leading serta siap menjawab tantangan dan perubahan landscape secara global," kata Edwin.

2. PLN IP kelola 1.107,5MW energi panas bumi

Potret PLTA Jatigede. (Dok. PLN).

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadikan perusahaan sebagai Global Player Geothermal nomer dua di dunia dengan mengelola 1.107,5 MW energi panas bumi. Disamping itu PLN IP juga sukses mengembangkan berbagai Renewables Energy serta energi hijau alternatif.

“Yang terbaru, segera hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di atas Waduk Singkarak 50 MW dan Saguling 60 MW yang menggandeng mitra global tier 1.

Serta berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang yang dibangun untuk menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga ke hilirnya Hydrogen Refueling Station_ atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang berlokasi di Senayan, Jakarta.

“PLN Indonesia Power berhasil merealisasikan pembangunan pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng Top Tier Solar PV Manufacture. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan PLN IP terhadap program Accelerated Renewable Energy Development_ (ARED),” tambah Edwin.

3. Pembangkit hybrid pertama di Indonesia

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra pastikan langsung ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Tap (PLTU) Suralaya yang menjadi backbone kelistrikan Jawa Bali (Dok/Humas PLN Indonesia Power)

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 yang mengusung teknologi Ultra Selective Catalyc Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam pengembangan pembangkit rendah karbon.

PLTU Suralaya 9-10 yang juga sebagai Pembangkit Hybrid pertama di Indonesia ini juga memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai energi primernya.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang diawali dari tahun 2023.

"Dimulai dari pengembangan proyek EBT pada 13 lokasi di Indonesia dengan membangun 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mengakselerasi proses," ucapnya.

4. Manfaatkan biomassa sebagai energi primer PLTU

ilustrasi PLTU (Pexels.com/Pixabay)

Edwin melanjutkan, untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power selalu berkomitmen untuk menjalankan program penurunan emisi karbon, peningkatan efisiensi energi, demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau serta berkelanjutan.

Hal ini telah dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon).

Selain itu, korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

“PLTU Sintang sukses menerapkan firing 100 persen biomass dalam 24 jam secara kontinyu, 5 unit lain sudah uji coba 100 persen dan 15 unit lainnya sudah terimplementasi cofiring biomass," ungkapnya.

Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah sukses uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan selanjutnya melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan. Hal ini dilakukan korporasi untuk mengurangi emisi karbon dan siap mendukung Net Zero Emission_ 2060.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us