Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Legislator PDIP Minta Harga Beras dari Sabang-Merauke Satu Harga

1001029160.jpg
Ilustrasi beras di gudang Bulog Makassar, Rabu (30/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Intinya sih...
  • Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Alex Indra Lukman, skema pembagian HET berdasarkan kluster daerah akan menyulitkan penerapannya, terutama karena belum jelas lembaga mana yang akan mengawasi langsung di pasar.
  • Pemerintah perlu menentukan terlebih dahulu standar mutu beras yang akan disubsidi agar konsep satu harga beras di seluruh tanah air bisa diterapkan.
  • Subsidi beras seharusnya tidak dianggap beban negara Alex menambahkan, subsidi beras seharusnya tidak dianggap beban negara, sebab prioritas utama adalah melayani kebutuhan rakyat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Alex Indra Lukman menyoroti kebijakan pemerintah terkait penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yang berbeda-beda di tiap wilayah. Di tengah tren kenaikan harga beras, Alex menilai kebijakan tersebut justru bisa membuka peluang terjadinya praktik yang tidak sesuai aturan.

“Beras adalah kebutuhan pokok rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Harusnya satu harga sebagaimana bahan bakar minyak (BBM),” ujar Alex dalam keterangannya, Kamis (28/8/2025).

1. HET beras medium dinilai merepotkan

1001029161.jpg
Ilustrasi beras di gudang Bulog Makassar, Rabu (30/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Menurut Alex, skema pembagian HET berdasarkan kluster daerah akan menyulitkan penerapannya, terutama karena belum jelas lembaga mana yang akan mengawasi langsung di pasar. Ia menjelaskan, sesuai standar SNI 6128:2020, beras di Indonesia telah dibagi menjadi beberapa kategori, yakni Premium, Medium I, Medium II, dan Medium III.

“Untuk BBM, pemerintah telah menetapkan kategori subsidi hanya jenis pertalite. Selayaknya, untuk beras ini juga begitu," kata Alex.

2. Menunggu standar mutu yang disubsidi

IMG_20250723_110924_805.jpg
Ilustrasi beras di gudang Bulog NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Alex menegaskan, pemerintah perlu menentukan terlebih dahulu standar mutu beras yang akan disubsidi. Dengan begitu, konsep satu harga beras di seluruh tanah air bisa diterapkan layaknya skema BBM jenis pertalite yang berlaku sekarang.

“Kita juga enak menghitung subsidinya. Penerima subsidi juga jadi jelas, karena akan merujuk data yang lebih valid, semisal DTKS yang diterbitkan Kemensos," katanya.

3. Subsidi beras seharusnya tidak dianggap beban negara

IMG_20250721_115748_629.jpg
Ilustrasi beras kemasan dan minyak goreng. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Alex menambahkan, subsidi beras seharusnya tidak dianggap beban negara, sebab prioritas utama adalah melayani kebutuhan rakyat.

"Dalam melayani kebutuhan rakyatnya, jika kemudian negara tekor, maka itu boleh saja terjadi. Yang tidak boleh merugi itu kan pihak swasta karena mereka memang tak bertujuan untuk melayani rakyat,” ujarnya.

Share
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Cara Mengumpulkan Modal untuk Memulai Bisnis Sampingan

04 Sep 2025, 21:00 WIBBusiness