Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 4 Persen, Ini Alasannya

Ilustrasi Logo LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) (lps.go.id)
Intinya sih...
  • LPS menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan sebesar 25 bps hingga 30 September 2025
  • Penetapan TBP didasari oleh kinerja ekonomi lintas negara yang dibayangi ketidakpastian dari kebijakan perdagangan dan inflasi yang mulai melandai rentan meningkat

Jakarta, IDN Times - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan menurunkan tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan sebesar 25 basis poin (bps), dari 4,25 persen menjadi 4 persen. Penurunan ini akan berlaku mulai 1 Juni 2025 hingga 30 September 2025.

Selain itu,  LPS juga menurunkan TBP simpanan dalam rupiah di bank umum dan bank perekonomian rakyat sebesar 25 bps, serta mempertahankan TBP simpanan dalam valuta asing di bank umum. Dengan rincian, TBP simpanan rupiah pada Bank Umum sebesar 4 persen dan TBP simpanan rupiah pada BPR senilai 6,50 persen, dan TBP simpanan valas pada bank umum sebesar 2,25 persen. 

1. Alasan turunkan tingkat bunga pinjaman

ilustrasi pinjaman online (freepik.com/frimufilms)

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, penetapan TBP, antara lain didasari oleh kinerja ekonomi lintas negara yang dibayangi ketidakpastian dari kebijakan perdagangan dan masih berlangsungnya negosiasi tarif.

Kemudian, laju pertumbuhan ekonomi lintas negara pada kuartal I-2025 cenderung divergen, sementara tingkat inflasi yang mulai melandai rentan meningkat akibat eskalasi perang tarif.

“Mayoritas bank sentral global melakukan antisipasi melalui pemangkasan suku bunga untuk menjaga pemulihan ekonomi. Pada saat yang sama, dinamika perkembangan ekonomi dan adanya pergeseran ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga kebijakan memicu peningkatan volatilitas di pasar keuangan global.” ujarnya di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

2. Kinerja ekonomi RI dipastikan masih solid

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia menuturkan, kinerja ekonomi domestik masih relatif solid, namun tetap perlu diperkuat di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian. Saat ini ekonomi domestik tumbuh 4,87 persen (year on year/yoy) pada kuartal I-2025.

Aktivitas manufaktur dan indeks penjualan ritel berada pada fase normalisasi pasca-Idul Fitri. Sementara itu, pasar keuangan domestik mulai mencatatkan inflow sepanjang Mei 2025, mencerminkan persepsi investor yang masih positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.

“Ke depan, sinergi lintas stakeholder tetap perlu diperkuat untuk mendorong kinerja perekonomian,” ujarnya.

3. Dana pihak ketiga per April capai 4,55 persen

ilustrasi bank (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data per April 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 8,88 persen secara yoy, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 4,55 persen.

Pertumbuhan kredit investasi mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 15,2 persen. Sementara itu, penghimpunan DPK ditopang oleh produk giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 6,02 persen dan 6,05 persen.

Adapun ketahanan permodalan juga tetap solid sebagai buffer risiko pasar dan kredit. Rasio permodalan (KPMM) industri terjaga di level 25,43 persen pada periode Maret 2025.

"Sementara itu, pada April 2025, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio AL/NCD berada di level 111,32 persen dan rasio AL/DPK sebesar 25,23 persen," ungkapnya. 

Terjaganya tingkat permodalan juga diikuti dengan perbaikan aspek pengelolaan risiko kredit. Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terkendali pada level 2,24 persen dan rasio Loan at Risk (LaR) yang terus turun dan berada di level 9,92 persen dari total penyaluran kredit pada periode April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us